Mohon tunggu...
Akhmad Husaini
Akhmad Husaini Mohon Tunggu... Administrasi - Ditakdirkan tinggal di Selatan : Desa Angkinang Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Provinsi Kalimantan Selatan. Memiliki kesenangan jalan-jalan, membaca, dan menulis.

Terus menuliskan sesuatu yang terlintas, dengan pantas, tanpa batas.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Mendengarkan Sandiwara Radio Jadul

12 Desember 2022   07:43 Diperbarui: 12 Desember 2022   08:31 583
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Asyik juga rasanya, bisa mendengarkan sandiwara radio jaman dulu (jadul) di Radio Amandit FM Kandangan, sebuah radio swasta yang ada di daerah saya, yang diputar ulang. Kali ini, pada Rabu (30/11/2022) malam, giliran sandiwara radio berjudul Mak Rompang.

Kemungkinan besar materi sandiwara itu didapatkan pengelola radio dari youtube. Saat saya mendengarkan dengan seksama, suaranya agak berat. Mungkin saking lamanya sandiwara radio itu diproduksi. Kalau baru tentu suaranya bagus terdengar.

Dengan mendengarkan sandiwara radio jadul, ada semacam nostalgia. Apalagi sekarang, tak ada hiburan lain di rumah. Sebagai teman santai, membaca dan menulis. Sebelum tiba waktu tidur malam.

Seingat saya ada banyak sandiwara radio yang pernah diputar dulu. Waktu kecil dulu sandiwara radio selalu dinanti-nanti setiap harinya. Ada Saur Sepuh, Mak Lampir, Babad Tanah Leluhur, Nini Pelet, dsb. Kadang sandiwara radio bisa membuat penasaran pendengarnya, agar besok hari dapat kembali mengikuti lanjutan ceritanya.

Walau sekarang sudah zaman modern. Kalah dengan hadirnya media sosial, youtube, dan sejenisnya, tapi mendengarkan langsung sandiwara radio lewat audio, semacam kepuasan tersendiri.

Kalau dulu iklan akan selalu hadir disela-sela sandiwara yang tengah asyik-asyiknya berjalan, kali ini saya puas, tanpa iklan. Mungkin sudah diedit oleh pengelola radio. Jadi tak terganggu, karena alur cerita tetap utuh. Selamat bernostalgia dengan sandiwara radio.***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun