Mohon tunggu...
Akhmad Husaini
Akhmad Husaini Mohon Tunggu... Administrasi - Ditakdirkan tinggal di Selatan : Desa Angkinang Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Provinsi Kalimantan Selatan. Memiliki kesenangan jalan-jalan, membaca, dan menulis.

Terus menuliskan sesuatu yang terlintas, dengan pantas, tanpa batas.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kehujanan di Panggang Hijau Hangkinang

29 Maret 2021   08:03 Diperbarui: 29 Maret 2021   08:08 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Baru-baru tadi, saat menuju ke Panggang Hijau, langit tampak mendung, sepertinya akan turun hujan, dan setibanya di SDN Panggang Hijau, hujan turun. Setelah memarkir sepeda motor, kami menuju ruang guru. Kami disambut Fitriadi, isteri Fia Ambru, ayah dari Maisya Azkia. Ia bekerja di SDN itu sebagai guru.

Lalu kami menyampaikan maksud. Yaitu mengantar brosur Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), beserta yang lainnya. Tak lupa Fauzan memfoto saya saat menyerahkan kalender dan brosur kepada Ipit Ajam. Setelah itu kami keluar ruang. Tetapi masih berada di area bangunan ruang guru tadi.

Karena hujan lebat, kami tak bisa pulang. Berbincang macam-macam. Setelah itu Ipit Ajam masuk ruang, kami menuju tempat parkir. Hujan tetap turun. Di tempat parkir ini kami beberapa puluh menit berada. Saya sempat menyaksikan kawanan itik peliharaan warga samping SDN Panggang Hijau. Lumayan banyak juga jumlahnya.

Saya pun  berandai-andai, bisa memiliki itik peliharaan sebanyak itu. Duh senangnya hati ini. Ipit Ajam dan seorang guru laki-laki yang sudah senior mengajak saya dan Fauzan, ke sebuah warung. Ipit menyerahkan payung kepada saya, saya berdua dengan Fauzan berpayung, sementara Ipit dengan rekannya.

Letak warung itu sekitar 50 meter dari SDN Panggang Hijau. Saya memesan teh dingin, Fauzan juga melakukan hal yang sama. Sementara Ipit dan rekannya memesan kopi sachet. Sementara untuk mengganjal perut, saya menikmati kerupuk dua bungkus. Di warung itu ada sekitar setengah jam. Karena hujan tak juga reda, kami pamitan untuk pulang.

Kami pulang di tengah hujan gerimis sepanjang Kayu Abang. Sebelum pulang ke madrasah, Fauzan ke Kabun, Desa Bamban Selatan dulu, isi Bahan Bakar Minyak (BBM) di SPBU. Saat itu di bagian lain, jenis BBM yang diisi, terlihat Ibu Dewi Puspasari, sedang mengisi BBM juga. Ia memakai jas hujan, tak melihat kami, mungkin ia akan pulang ke Tanjung. (ahu)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun