3) Recycle, yakni bila membeli kemasan plastik, pastikan membuang di tempat sampah yang dikumpulkan untuk diproses ulang.
4) Membuat kebijakan melarang pemakaian bahan plastik di rumah, sekolah, dan tempat umum lainnya.
5) Menciptakan bahan-bahan pengganti plastik, misal belanja dengan membawa tas sendiri supaya tidak memakai kresek.
Diky Wahyu Priyambudi, S.Pd. (Guru Kelas V C SD Santo Carolus) selaku moderator menambahi, "Kita punya gerakan 7 pembiasaan PKT: ada gerakan pantang plastik dan styrofoam, ada galon kejujuran sehingga anak-anak membawa botol minum masing-masing untuk diisi ulang di kelas masing-masing. Itu mendukung gerakan cinta lingkungan kita, menjaga dan menyelamatkan ekosistem di bumi ini."
Agar anak-anak lebih bersemangat, Diky mengadakan permainan berkaitan dengan materi yang sudah disampaikan oleh Ronal.
"Mengapa plastik sulit untuk diuraikan?," tanya Aurel dari Kelas V A.
Ronal menjelaskan, plastik ini pada sistem pembuatannya secara kimia adalah suatu zat, dasar pembuat plastik, dipolimerisasi. Dalam plastik ada ikatan kimia Vynil Cloride yang sangat kuat sehingga zat kimia lain tidak mudah masuk untuk mengoksidasi. Karena ikatan kimia yang kuat itulah maka plastik menjadi awet dan sukar terurai secara alami.
Di akhir acara, Ronal dipertemukan dengan Thomas Jaka Suryanta, guru yang dahulu mengajar Ronal di SD Santo Carolus. Hadir pula Dwi Susilastari, guru yang dulu mengajar Ronal di TK Santo Carolus. Acara ditutup dengan kesimpulan dari Anton (Guru SD Santo Carolus Tarakanita Surabaya).