MAN 2 Sleman – Untuk mempersiapkan kegiatan pelatihan sahabat inklusi, panitia MAN 2 Sleman menggelar rapat koordinasi pada hari Kamis (9/10/25) di Ruang Waka. Kegiatan ini merupakan program inovasi yang dilaksanakan rutin satu tahun sekali.
Kegiatan pelatihan tersebut rencana akan dilaksanakan pada Rabu tanggal 15 Oktober 2025. Peserta dalam kegiatan tersebut adalah seluruh murid kelas X. Tema yang diangkat adalah TOXIC Gen Z (Toleransi Inklusif Asik Generasi Z). Tema tersebut diangkat dari adanya kebutuhan akan pemahaman tentang sikap toleransi dan inklusif pada lingkungan madrasah.
Sari Dwi Hartiwi, S.S., selaku Koordinator ULD dan ketua panitia pelaksana menyampaikan dasar kegiatan tersebut adalah mengakomodir PMA Nomor 1 Tahun 2024 tentang Akomodasi Yang Layak untuk Peserta Didik Penyandang Disabilitas pada Kementerian Agama dan Kepdirjen Pendis No. 758 Tahun 2022 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif di Madrasah. Dalam aturan tersebut disampaikan bahwa prinsip pelaksanaan pendidikan inklusif salah satunya adalah kebermaknaan dan keterlibatan. Pendidikan inklusif harus menciptakan dan menjaga komunitas kelas yang ramah, menerima keragaman dan menghargai perbedaan, serta bermakna bagi kemandirian peserta didik dengan melibatkan seluruh komponen pendidikan terkait.
“Di tahun ini juga akan kita tekankan dan fokuskan untuk menyasar kepada murid difabel dan nondifabel. Bagi murid difabel, mereka akan mendapatkan pemahaman cara beradaptasi sosial dengan baik, sedangkan bagi murid nondifabel juga akan mendapatkan pemahaman cara membersamai teman difabel dan menciptakan lingkungan inklusif. Oleh karena itu, kita mengambil dua sub materi yang disampaikan, yaitu menumbuhkan kepedulian inklusif dan adaptasi sosial di lingkungan madrasah Inklusi, serta praktik baik inklusifitas di madrasah,” tambah Sari.
Rapat dimulai pukul 10.00 WIB. Dilanjutkan arahan dari Kepala MAN 2 Sleman, Drs. H. Wiranto Prasetyahadi, M.Pd., yang menyampaikan bahwa penting adanya pelatihan tersebut karena memang perlu dibangun sejak awal masuk bagi anak-anak kelas X tentang kepedulian terhadap sesama. “Selain itu penting pula dipahami bagi anak-anak bahwa diskriminasi atau perundungan pun juga tidak boleh dilakukan, terlebih di lingkungan madrasah,” tambah Wiranto dalam sambutannya.
Acara pun dilanjutkan dengan penyampaian susunan acara dan laporan teknis pelaksanaan dari masing-masing bagian. Dalam pelaksanaan nantinya akan mengundang narasumber dari pihak akademisi kalangan dosen dan guru profesional di bidang tersebut. Kegiatan ini juga akan dibersamai dan dibantu dari perwakilan OSIS untuk mensukseskan acara tersebut. Terakhir, semua saran dan masukan dalam kegiatan ini pun diterima dan dicatat. Kegiatan rakor pun berjalan lancar. (SARIDH)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI