Mohon tunggu...
Humas PPSDMGeominerba
Humas PPSDMGeominerba Mohon Tunggu... Lainnya - Humas PPSDM Geominerba

jabatan fungsional Pranata Hubungan Masyarakat Ahli Pertama

Selanjutnya

Tutup

Bandung

Diklat Analisis Kestabilan Lereng

30 Agustus 2024   13:38 Diperbarui: 30 Agustus 2024   13:43 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humas PPSDM Geominerba 

Bandung - Industri pertambangan telah lama dikenal sebagai sektor dengan risiko tinggi yang mencakup berbagai aspek, mulai dari hukum, ekonomi, hingga teknologi. Dalam konteks ini, bahaya longsoran pada lereng tambang menjadi salah satu tantangan serius yang memerlukan perhatian serius. Statistik kecelakaan tambang menunjukkan bahwa longsoran lereng adalah faktor dominan yang berdampak signifikan pada kerusakan peralatan, struktur, dan bahkan nyawa pekerja.

Dalam sambutan pembukaan Diklat Analisis Kestabilan Lereng  di Gedung Diklat Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Geologi, Mineral dan Batubara (PPSDM Geominerba), Dwi Ismukurnianto selaku Kepala PPSDM Geominerba, menggarisbawahi urgensi meningkatkan kompetensi dalam menghadapi risiko ini.

"Dari sisi teknologi, bahaya longsoran pada lereng tambang merupakan bahaya yang seharusnya telah diperhitungkan dan dapat dikendalikan," ungkap Yudi dalam sambutannya. Namun, beliau juga mengakui bahwa statistik menunjukkan bahwa longsoran tambang masih menjadi faktor dominan dalam kecelakaan tambang, berdampak ekonomi yang signifikan serta mengancam keselamatan pekerja.

Faktor geologi dan iklim yang dinamis, ditambah kurangnya pengawasan atau pemantauan pada lereng-lereng tambang, diidentifikasi sebagai penyebab dominan terjadinya longsor. Oleh karena itu, kompetensi pengawas dalam melakukan pengamatan, pemantauan, pengawasan, dan analisis tingkat kestabilan lereng menjadi hal yang sangat penting.

Dalam diklat ini, sebanyak 10 peserta dari berbagai perusahaan pertambangan akan mendapatkan informasi, pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan dari para pengajar yang ahli dalam bidangnya.

Diklat yang berlangsung selama 5 hari, dimulai pada tanggal 26 hingga 30 Agustus 2024, ini menawarkan materi yang komprehensif. Mulai dari regulasi pengelolaan lereng dalam pertambangan, pengantar geoteknik tambang, gerakan tanah, hingga analisis kestabilan lereng, peserta akan mendapatkan pemahaman mendalam tentang aspek-aspek kunci dalam menjaga kestabilan lereng.

Para pengajar yang menyampaikan materi berasal dari berbagai latar belakang, termasuk Direktorat Teknik dan Lingkungan Minerba serta akademisi dari Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran.

Dengan diadakannya Diklat Analisis Kestabilan Lereng, Harapannya, para peserta akan mampu meningkatkan kompetensi teknis mereka dalam menganalisis kestabilan lereng di area tanggung jawab mereka masing-masing. (EP)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bandung Selengkapnya
Lihat Bandung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun