Mohon tunggu...
Eky Harunazuki
Eky Harunazuki Mohon Tunggu... -

Cita-cita adalah sebuah kehidupan imjinasi dan kenyataan dalam mencapai keberhasilan.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Pekojan Kampung Arab, Kunjungan Berwisata Semakin Menarik

15 Oktober 2017   16:37 Diperbarui: 15 Oktober 2017   16:39 1227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pekojan Kampung Arab - Jakarta Barat (Dokumentasi Pribadi)

Masjid Jani 'Annawier berada di jalan tersebut, tidak jauh dari Masjid An Nawier. Masjid ini merupakan masjid yang paling muda di antara semua masjid di atas. Saat ini masjid ini lebih banyak digunakan untuk pengajian warga sekitar. Namun ada salah satu yang unik di masjid ini. "Ada satu sumur yang airnya tidak habis dan bermata air Zam -- zam yang bisa langsung diminum," kata Bang Ucin yang tinggal dekat dengan Masjid Jani 'Annawier.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
tapi ada salah satu tradisi warga yang masih terjaga sampai sekarang. Yaitu pada hari pergi Haji dan Bulan Ramadhan selalu diadakan sebuah doa -- doa kepada Allah Swt, yang telah diberikan rasa nikmat dan kehidupan. Masyarkat sekitar juga mengadakan hidangan masakan Arab untuk rasa syukurnya.

Pasti pada pertanya -- Tanya ? kenapa mata air Zam -- zam

Karena setiap masyarkat Pekojan kampung arab yang balik atau  pulang ke kampung Arab itu sendiri, akan selalu menbawah air Zam -- zam dari Arab. Ia pun akan disambut oleh masyarkat sekitar dan air Zam -- zam pun akan dimasukan ke semur tersebut Masjid Jani 'Annawier.

Masjid An Nawier

Masjid An Nawier berada di jalan tersebut, tidak jauh dari Masjid Jani 'Annawier. Masjid yang masih menjaga arsitektur lawasnya ini dibangun pada tahun 1760. Yang menjadi ciri khas dari masjid dengan kapasitas 500 - 1.000 jamaah ini adalah tiang-tiang yang menopang masjid.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Dari tiga pintu masuk yang bisa dimasuki jamaah, yakni pintu selatan yang menghadap langsung Jalan Tubagus Angke, pintu timur, dan pintu utara. Kebanyakan warga masuk melalui pintu timur yang berada lebih dekat dengan pemukiman.

Kopi Bang Ucin

kami beristirahat di salah satu rumah warga yang bernama Bang Ucin. Beliau adalah warga asli Pekojan yang menjungjung nilai - nilai sejarah nenek moyangnya di Pekojan. 

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Selain itu Bang Ucin menjual kopi racikan dari nenek moyangnya dahulu, rasa kopi dan harumnya yang khas membuat kami semua ketagihan untuk meminum kopi buatan Bang Ucin, selagi kami beristirahat sambil meminum kopi Bang Ucin, Beliau bercerita sejarah nenek moyangnya di Pekojan sejak zaman Belanda sampai para pendagang Arab masuk ke Pekojan. 

Selain bercerita tentang sejarahnya beliau juga menceritakan bahwa dia tidak hanya menjual kopi saja namun juuga menjual minyak wangi dan masker kecantikan yang resepnya suudah turun-temurun dari keluarganya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun