Belum lagi kejahatan yang dilakukan terhadap muslim diberbagai negara, di Rohingnya, minoritas kaum muslimin ditindas dan diusur dari negaranya sendiri. Â Mereka dibunuh dan disembelih layaknya binatang ternak. Kasus di China sampai sekarang terjadi penindasan terhadap Etnis dan kaum minoritas Islam, mereka yang taat agama disematkan radikal yang harus dibasmi, puasa dan niqab kerap kali mendapatkan tekanan dan larangan.Â
Kasus Palestina mungkin adalah contoh telanjang, bagaimana biadabnya Israel membantai umat Islam, rumah mereka dibakar, tubuh mereka hangus oleh bom yang membabi buta tanpa belas kasih. Generasi para penghafal al-Qur'an menjadi sasaran pembumihangusan, negeri mereka dirampok tanpa perduli peringatan internasional law.
Semua toleransi selain Islam hanyalah pepesan semu belaka. Dalam kontek humanitarian law, Israel telah menyinggung nilai-nilai kemanusiaan, layak dan masuk kategori crime agains humanity sebagaimana yang diatur dalam Konvensi Roma.
PBB dan OKI sebagai lembaga penengah Internasional justru diam seribu bahasa melihat pembantaiaan umat Islam dinegerinya sendiri. Sementara negeri kaum muslimin lainnya pun enggan mengirimkan tentaranya untuk menyelamatkan dan mendamaikan keduanya. Dewan keamanan PBB justru menutup mata tak mengerti yang terjadi di Palestina. Dunia bungkam melihat keadaan kaum muslimin dibantai. Jangankan mengirim tentara, hanya sekedar mengutuk kebiadaban Zionis, dunia terasa diam tak melihat dan mendengar.
Puluhan resolusi dikeurkan PBB untuk menghentikanm Israel tampaknya tidak memberikan efek apapun, tentara Israel justru semakin ganas melancarkan serangannya, tersebab pada hakikatnya mereka menyadari PBB dan Amerika Serikat serta dunia internasioanal berpihak kepada mereka, bukan kepada Palestina. Sangat miris lagi menyakitkan nurani kita, betapa selama ini kita sengaja dijadikan pion-pion di tengah kencah international.
Semua tuntutan dan teriakkan pasti berakhir di meja sidang PBB, tidak ada upaya serius untuk menghentikan dan merespon keadaaan Palestina secara serius. Berharap toleransi kepada negara-negara penjajah adalah utopia belaka. Belum kering luka di hati kita atas kebiadaban yang dilakukan oleh Rezim Komunis China terhadap muslim Uighur beberapa bulan yang lalu.
Wallahu A'lam.