Mohon tunggu...
Deddy Huang
Deddy Huang Mohon Tunggu... Freelancer - Digital Marketing Enthusiast | Blogger | Food and Product Photographer

Memiliki minat di bidang digital marketing, traveling, dan kuliner. Selain itu dia juga menekuni bidang fotografi sebagai fotografer produk dan makanan. Saya juga menulis di https://www.deddyhuang.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Mengurai Jejak Karbon Industri Fashion Lewat Ekonomi Sirkular

25 Oktober 2021   00:02 Diperbarui: 25 Oktober 2021   00:34 30632
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi sirkular (sumber : indonesiacef.id)

Dalam konsep circular economy ini ternyata ada prinsip 5R yaitu Reduce, Reuse, Recycle, Recovery dan Repair.

Atasi limbah dari rumah (sumber : dok pri)
Atasi limbah dari rumah (sumber : dok pri)
Untuk lebih mudah memahami, berikut ini penjelasan tentang 5R tersebut :
  1. Reduce: Proses pemotongan kain dilakukan dengan pola yang memungkinkan kain lebih sedikit terbuang. Dengan begitu pemakaian bahan baku benang atau kapas bisa jauh lebih hemat untuk hasil yang sama.
  2. Repair: Saat pakaian itu sudah dipakai dan rusak, dijahit kembali menjadi produk yang sama. Lalu dipakai atau dijual sebagai pakaian bekas layak pakai, sehingga tidak berakhir menjadi sampah.
  3. Reuse: Ketika pakaian sudah sulit untuk diperbaiki, kainnya dipakai lagi untuk fungsi lain. Misal dipakai sebagai lap, lalu jika sudah tidak cukup bersih, bisa dipakai sebagai alat pel.
  4. Recovery: Seandainya pun kain kurang cocok untuk dijadikan sebagai lap, masih bisa dilakukan proses pengolahan kembali. Misalnya dipotong menjadi kain perca untuk kemudian digunakan dalam pembuatan tas, bantal atau kerajinan tangan.
  5. Recycle: Seandainya pun kondisinya sudah tak bisa lagi dipakai sebagai kain, potongan kainnya didaur ulang untuk menjadi pupuk kompos atau dikirimkan ke tempat pengolahan. Khususnya untuk pakaian yang berbahan organik seperti katun, tencel, dan lain sebagainya.

Konsep ramah lingkungan mempengaruhi hampir semua aspek kehidupan. Bahkan saat saya menjadi narasumber berbicara mengenai Branding, ada satu penanya bertanya tentang konsep tersebut.

Saya menjawab bahwa, berbicara sustainable product itu seperti sepaket kado Natal. Label eco-friendly seolah menjadi pertimbangan wajib generasi masa kini untuk membeli.

Walaupun ada sebagian konsumen lebih menyukai produk yang tidak ramah lingkungan. Hal ini bisa dikarenakan kehendak konsumen untuk membeli (willingness to pay). Mereka bersedia membeli tapi tidak mau membayar lebih mahal untuk produk ramah lingkungan.

Langkah yang Dapat Dilakukan

Memperhatikan dampak dari konsumsi pribadi merupakan bagian dari perilaku berkelanjutan, mungkin sudah waktunya untuk saya dan kamu untuk beralih ke konsep ekonomi sirkular.

Bayangkan kalau kita mengambil peran dan aksi yang besar untuk melakukan semua ini lewat cara-cara kecil saja seperti :

1. Konsumsi Lebih Efisien

Saya menyukai prinsip circular economy yakni dengan melakukan konsumsi lebih bijak terhadap produk apapun. Membeli makanan secukupnya, membeli barang hanya jika memang benar-benar diperlukan. Mengurangi berbelanja hanya karena godaan diskon seperti produk pakaian, aksesoris, sepatu, dan lainnya.

2. Konsumsi lebih Bijak

Mengurangi jejak karbon bukan hanya soal membeli atau menggunakan lebih sedikit barang saja. Namun, paling penting adalah bijak dalam memilih produk. Misalkan saja memilih untuk membeli produk lokal dan bangga menggunakannya. Ini saja bisa membantu mengurangi emisi karbon dari produk dengan kita membeli kain dengan bahan yang ramah lingkungan agar dapat dikomposkan kembali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun