Mohon tunggu...
Deddy Huang
Deddy Huang Mohon Tunggu... Freelancer - Digital Marketing Enthusiast | Blogger | Food and Product Photographer

Memiliki minat di bidang digital marketing, traveling, dan kuliner. Selain itu dia juga menekuni bidang fotografi sebagai fotografer produk dan makanan. Saya juga menulis di https://www.deddyhuang.com

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Jurus Ketahanan Finansial UMKM di Masa Pandemi

30 Juni 2020   23:57 Diperbarui: 1 Juli 2020   08:01 718
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi UMKM. Sumber gambar dari Kompas.com

Dampak pandemi covid-19 ini memberi efek luar biasa untuk pelaku UMKM. Seperti ujar Ita Rusita, Direktur Departemen Kebijakan Makroprudensial BI dalam acara Nangkring Webinar Bank Indonesia dengan tema "Berperilaku Cerdas di tengah Ketidakpastian" menyebutkan kalau situasi saat ini memang harus kill the virus, not kill the economy. UMKM diminta juga kreatif dan jeli melihat jalan keluar.

BI berupaya konkrit melakukan berbagai hal dalam membantu UMKM, misalnya memberi insentif kelonggaran Giro Wajib Minimum agar pelaku UMKM bisa bernafas lega ketika membayar kredit pinjaman di bank.

Kelonggaran dalam membayar kredit pinjaman ini bagaikan angin segar di saat pandemi yang tak kunjung selesai.

Kebijakan makroprudensial muncul karena penerapan prinsip kehati-hatian pada sistem keuangan guna menjaga keseimbangan antara tujuan makroekonomi dan mikroekonomi.

Kebijakan Makroprudensial (Sumber : Majalah Gerai Info BI)
Kebijakan Makroprudensial (Sumber : Majalah Gerai Info BI)

Analogi makroprudensial seperti kawasan hutan dikelilingi perpohonan. Pembentuk hutan dianalogikan sebagai mikroprudensial yang merupakan institusi keuangan seperti bank, koperasi, infrastruktur keuangan, institusi keuangan non bank, pasar keuangan dan rumah tangga.

Ketika terjadi gangguan atau kebakaran tentunya akan berdampak keseluruhan. Ini merupakan jawaban mengapa BI ikut berkontribusi pada UMKM. Di titik ini, pelaku UMKM termasuk dalam institusi rumah tangga. Bayangkan saat stabilitas sistem keuangan UMKM goyang, maka dipastikan pelaku UMKM pun tidak bisa membayar pinjaman yang berujung ke pemutusan hubungan karyawan.

Tantangan Menjalani Bisnis Saat Situasi Sulit

Salah satu dorongan yang harus disikapi adalah merubah pola bisnis secara digital.

Pandemi covid-19 merubah dalam cara kita bekerja maupun melakukan transaksi. Di tengah pandemi, kita semakin sering bertransaksi secara online. Perilaku ini menjadi peluang baru untuk mendorong UMKM dalam ekonomi digital, sehingga juga bisa mendorong pertumbuhan ekonomi.

Setali tiga uang, ada dua poin yang berdasarkan pengamatan selama pandemi ini :

Pertama, UMKM sulit melakukan ekspansi
Sejumlah pelaku bisnis UMKM kesulitan untuk mencapai target-target yang harus dicapai saat perekonomian nasional terganggu akibat korona. Dampak lain membuat bisnis yang biasanya bisa ekspansi menjadi tertunda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun