Mohon tunggu...
Deddy Huang
Deddy Huang Mohon Tunggu... Freelancer - Digital Marketing Enthusiast | Blogger | Food and Product Photographer

Memiliki minat di bidang digital marketing, traveling, dan kuliner. Selain itu dia juga menekuni bidang fotografi sebagai fotografer produk dan makanan. Saya juga menulis di https://www.deddyhuang.com

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Ramadan Telah Pergi, Ada Senang dan Sedih di Tahun Ini

24 Mei 2020   19:17 Diperbarui: 24 Mei 2020   19:17 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ketupat (sumber : kompas.com)

Tahun ini kita bersama-sama sudah melewati bulan ramadan yang berbeda dari biasanya. Bulan ramadan di tengah pandemi virus Covid-19 yang tentunya akan sangat berkesan bagi setiap orang, termasuk saya. Idul fitri tahun ini memberikan kesan yang bercampur aduk. Ada senang dan sedih.

Kalian merasa nggak kalau bulan ramadan tahun ini seolah berjalan dengan cepat sekali? Walau saya tidak ikut menjalankan ibadah puasa, namun semakin hari merasa hari yang dilewati itu sangat cepat. Barangkali ini hanya perasaan saya saja yang berdiam di rumah. Melakukan rutinitas di rumah seperti mandi, makan, duduk di depan laptop, menulis satu hari satu tulisan di Kompasiana, lalu diulang kembali setiap harinya.

Bahkan waktu sore hari, saat sedang menikmati teh telang dengan biskuit. Ibu saya bilang waduh sudah mau sore. Kok rasanya cepat sekali ya?

Bulan ramadan yang baru saja kita lewati, membuat saya akhirnya beradaptasi dengan situasi dan memacu diri untuk lebih baik. Kita sekarang sudah tidak asing lagi dengan penggunaan aplikasi ataupun platform dalam melakukan kegiatan serta aktivitas sehari-hari. Mulai dari belajar hingga bekerja, sesuai instruksi pemerintah.

Biar nanti kalau ditanya, apa yang sudah kamu perbuat saat negara sedang dilanda bencana. Kita bisa bilang, diam-diam di rumah saja, rebahan.

Memang tidak enak rasanya, seperti tidak bisa menyentuh orang. Berpelukan dan bersalaman secara fisik. Hakikatnya manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan berjumpa langsung. Oleh karena itu manusia bisa menyesuaikan diri walau tidak menghilangkan esensi dan nilai lewat silaturahmi virtual.

Silaturahmi virtual ini menjadi pengganti ketika kita tidak bisa bersilaturahmi secara langsung di rumah kerabat. Mungkin kita tidak bisa menikmati hidangan makanan yang hangat khas hari raya. Aroma opor ayam yang meletup-letup setelah dimasak, daging rendang, malbi, hingga ketupat. Namun, momen ini jangan sampai membuat kita tidak bisa bersilaturahmi. Bisa saja kita mengirimkan makanan untuk teman yang rindu masakan hari raya bukan?

Pagi tadi saya dikirimkan ketupat, opor, tumis buncis, hingga kue basah hasil buatan Bikcik Tika. Rasanya senang sekali karena walau raga ini tidak bisa mampir ke rumah ternyata bisa mencicipi masakan di rumahnya. Makasih ya, Bikcik :)

Selain itu, selama bulan ramadan ini ada hal yang patut kita syukuri yaitu diberikan kesehatan. Memang kesehatan itu adalah harta yang tidak ternilai. Dengan tubuh yang sehat kita masih bisa beraktivitas. Terlebih situasi pandemi ini tentunya tak henti-hentinya berdoa agar selalu diberikan tubuh dan jiwa yang sehat untuk diri sendiri dan keluarga.

Rezeki diberi sehat memang tidak bernilai seperti uang. Memang kita butuh uang, apalagi kalau kita yang terkena dampak pandemi. Iuran uang sekolah, asuransi, tagihan internet, dan lainnya tetap harus dibayar bukan walau mungkin saja penghasilan kita berkurang. Namun, bersabar saja rezeki akan datang jika itu memang milik kita.

Di idul fitri tahun ini saya pun sedih. Umur tidak ada yang tahu, termasuk lima menit dari sekarang kita tidak tahu apa yang akan terjadi sama hidup. Kemarin baru saja saya membaca berita tentang seseorang yang meninggal secara tiba-tiba. Padahal malam sebelumnya dia baru saja menikmati makanan. Saya ikut terenyuh ketika membaca pesan yang masuk dari temannya. Ya, umur tidak ada yang tahu. Rasanya ketika ramadan ada yang berlalu bukan saja ada kegembiraan namun juga kesedihan kehilangan seseorang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun