Mohon tunggu...
Deddy Huang
Deddy Huang Mohon Tunggu... Freelancer - Digital Marketing Enthusiast | Blogger | Food and Product Photographer

Memiliki minat di bidang digital marketing, traveling, dan kuliner. Selain itu dia juga menekuni bidang fotografi sebagai fotografer produk dan makanan. Saya juga menulis di https://www.deddyhuang.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Satu Bulan Tutup Warteg, Terus Kita ke Mana Dong Neng?

25 Mei 2018   12:22 Diperbarui: 25 Mei 2018   21:17 1413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Warteg (sumber : vebma.com)

Saya sempat dimasukkan ke sekolah negeri, selama 2 tahun saat kelas 1 SD. Seingat saya bukan cuma saya seolah yang nonmuslim, ada beberapa teman lainnya. Kami juga belajar bahasa Arab saat itu mengikuti kurikulum saat itu, walau sekarang saya juga tidak tahu bahasa Arab. Tak jadi soal bukan?

Selepas ayah meninggal, ibu saya memindahkan saya ke sekolah swasta yang mana jarak sekolah lebih dekat sehingga saya bisa berjalan kaki sendiri tanpa perlu diantar. Sama lagi, sekolah swasta saya juga multikultural tidak hanya ada orang muslim.

Saya masih ingat saat itu mencari makan saat bulan puasa cukup sulit, bahkan kantin sekolah juga ikut ditutup. Tentu saya akan berpikir, "Saya tidak puasa apa saya juga harus ikut berpuasa?" kesannya kenapa islam itu menjadi agama yang intoleran. Ketika saya bawa bekal dari rumah untuk sarapan di ruang kelas, seorang teman berteriak "Puasa woy... puasa...". Tindakan saya seperti provokatif di antara teman-teman kelas saya yang sedang berpuasa. Ya ampun, makan pun saya harus sembunyi-sembunyi.

Ketika Bicara Toleransi 

sumber : Facebook
sumber : Facebook
Sebuah status yang dibagikan oleh Teh Nita di Facebook, membuat saya membaca apa yang dia bagikan dari status orang lain yang dia bagikan. Status tersebut cukup provokatif mengenai seorang muslim yang berkeluh kesah susahnya dia mendapatkan tempat untuk berbuka di mall. Setelah dia susah mendapatkan tempat, dia pun melihat pemandangan yang menakjubkan karena melihat orang-orang dengan senangnya menyantap makanan. Hal ini tertulis di statusnya yang saya kutip :

Waktu buka puasa tinggal setengah jam lagi ketika gue akhirnya nemu tempat parkir di salah satu mall di daerah jakarta barat. Dengan langkah cepat gue menuju lift ke lantai 3 bagian food court. Dari luar udah banyak keluarga-keluarga yang dateng, kayaknya pada mau buka puasa juga. 

Nyampe di lantai tiga, ada pemandangan sedikit "unik" yang kontras banget dengan suasana bulan ramadhan. Kursi-kursi udah banyak yang keisi sama mereka yang notabene gak puasa. Kebanyakan berasal dari kalangan yang kemaren di mention sama pemerintah : jarang bergaul dengan masyarakat.

Dimana-mana bertebaran anak kecil, tua muda cuek gak merasa bersalah makan di depan pengunjung muslim yang udah nahan lapar dan haus dari semenjak subuh. Kelakuan di atas ditambah dengan cewek-cewek muda dengan dandanan pamer paha keliling penjuru, lumayan bikin kesel. Waktu gue lagi antri beli makan buat buka ntar, beberapa diantara mereka sempet ngeliatin gue dengan tatapan "lo siapa yak?", yang langsung gue bales dengan tatapan "bocah napa yak?". Mungkin mereka gak biasa liat orang keren jenggotan pake celana banjir. 

Yang kasian itu mereka yang puasa tapi gak kebagian tempat duduk karena kebanyakan tempat udah diisi sama masyarakat yang ngaku bertoleransi tapi basi. Kebayang mereka yang susah payah ngerayu anak nya buat puasa seharian jadi pusing tujuh puteran karena liat anak-anak sebaya mereka makan di depan mata. Fine, lo pada punya hak untuk makan. Cuma gue gak ngerti standar toleransi nya dimana. Setau gue sih yang namanya toleransi itu kayak mengerti keadaan orang lain yang punya sedikit keterbatasan. Lo tau tetangga lagi sakit dan butuh istirahat, karena itu lo seharusnya gak nyetel lagu kenceng-kenceng, itu toleransi. Lo tau temen lo gak makan daging sapi, karena itu pilihan jatuh ke daging ayam, itu toleransi. 

Nah sekarang, udah tau kebanyakan orang di lingkungan pada puasa, kenapa yak pada gak bisa hormat dikit ke yang lagi bersusah payah menjalankan perintah Tuhan. coba bayangin lo sekeluarga pingin berbuka bareng tapi gak dapet tempat karena udah diisi sama mereka yang buka puasa nya udah nyolong start duluan dari jam lima sore. Dobel men, udah gak dapet tempat, mau gak mau harus liatin orang makan pula.

Gak bakal rugi kok kalau dateng nya malem dikit abis adzan gitu, toh juga kebanyakan yang puasa langsung pada cabut taraweh abis makan. pada bisa juga kan bungkus makanan nya terus makan di rumah kalau semisal udah kelaperan sebelum maghrib. Atau masak sendiri juga bisa. Gak harus show off gak puasa di depan kami dan memposisikan diri sebagai orang yang lemah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun