Mohon tunggu...
Herry B Sancoko
Herry B Sancoko Mohon Tunggu... Penulis - Alumnus UGM, tinggal di Sydney

Hidup tak lebih dari kumpulan pengalaman-pengalaman yang membuat kita seperti kita saat ini. Yuk, kita tukar pengalaman saling nambah koleksi biar hidup makin nikmat.

Selanjutnya

Tutup

Edukasi Artikel Utama

Ngidam dan Pertimbangan Akal Sehat

8 November 2013   12:46 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:26 700
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1383895526788753107

[caption id="attachment_300229" align="aligncenter" width="601" caption="Ilustrasi/Admin (Shutterstock)"][/caption]

ADA seorang teman di kantor yang lagi hamil lima bulan. Sudah lama cewek bule Australia ini menginginkan anak. Setelah dua tahun menikah mereka belum juga dikarunia anak. Maka kehamilan pertama ini disambutnya dengan suka cita.

Ternyata ada kelainan di rahimnya. Itulah sebab kenapa ia tidak bisa hamil selama ini. Kehamilan pertamanya ini lewat proses bayi tabung yang makan waktu berbulan-bulan prosesnya dan dengan biaya yang tidak sedikit pula.

Cewek berambut pirang itu sejak kecil hidup dengan bekerja keras. Orang tuanya petani. Sejak kecil ia membantu kedua orangtuanya bertani. Mereka hidup di kota kecil di bagian NSW. Begitu lulus SMA ia pergi ke Sydney dan bekerja di kota itu hingga ia mengenal calon suaminya.

Kehamilannya tidak mempengaruhi kerja kerasnya. Cuma ia gampang capek. Itu keluhnya setiap selesai jam kerjanya. Tapi pekerjaan selalu beres dan tertata. Ia memang termasuk wanita tegas. Ngomongnya ceplas-ceplos. Pekerjaan yang diserahkan padanya selalu beres. Anak buahnya tidak berani adu argumen dengannya. Kalau salah langsung ditegur. Kalau nggak benar langsung disuruh membenarkan. Ia amat patuh dengan proses dan prosedur yang ditetapkan perusahaan. Ia tidak canggung-canggung mengkritik atasan jika dipandangnya tidak menuruti prosedur.

Kekerasannya itu ternyata berkurang saat ia hamil. Entahlah, mungkin ini pendapat pribadi saya. Tapi sepertinya ia lebih kalem dan keibuan. Badannya tidak nampak tambah bongsor. Cuma bagian perutnya saja makin nampak membuncit.

Sore itu setelah ia selesai dengan pekerjaannya dan siap-siap untuk pulang, kami sempat ngobrol di kantin karyawan. Ia pakai baju cukup ketat sehingga perutnya yang buncit itu makin jelas terlihat. Senang sekali memandangi perutnya yang makin membulat itu.

Bayi yang dikandungnya itu berjenis kelamin perempuan, begitu terangnya ketika saya tanya apakah ia tahu jenis kelamin bayi yang dikandungnya. Ternyata sejak dini ia sudah tahu hal itu.

Setelah ngobrol sana sini, ia pamer tentang tas kulitnya yang baru.

"Look, what I got for my anniversary?" katanya tiba-tiba sambil mengangkat tasnya.

Eh, benar juga tasnya memang baru. Selama ngobrol mata saya tak sempat memperhatikan tas kulit berwarna kombinasi putih lembut dan hitam itu. Ia nampak senang sekali dengan hadiah ulang tahun dari suaminya untuk memperingati perkawinannya yang menginjak tahun ketiga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun