Mohon tunggu...
Herry B Sancoko
Herry B Sancoko Mohon Tunggu... Penulis - Alumnus UGM, tinggal di Sydney

Hidup tak lebih dari kumpulan pengalaman-pengalaman yang membuat kita seperti kita saat ini. Yuk, kita tukar pengalaman saling nambah koleksi biar hidup makin nikmat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Nyimak Nama Ibu Kota Baru "Nusantara", Setujukah?

19 Januari 2022   02:28 Diperbarui: 19 Januari 2022   02:35 682
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh Gunawan Kartapranata

Nama "Nusantara" memang bagus. Sebuah kata yang sudah kita tahu sejak lama. Nama Nusantara memberi kita konteks sejarah bangsa Indonesia yang luas wilayahnya dan membuat kita semua bangga.

Tapi dalam sebuah nama yang sudah dikenal dan terkenal itu bisa mengandung konsekwensi lain. Bila kita sebut Nusantara, orang akan mengasosiasikan dengan negara kepulauan kita. Dengan nama ibukota Nusantara, seolah negara kepulauan itu diperkecil maknanya.

Bila bila kita ketik kata "Nusantara" dalam mesin pencarian Google, maka yang kita dapat adalah pengertian negara archipelago wilayah Indonesia. Ini bisa membingungkan orang-orang yang tidak mengerti konsep nusantara. 

Turis asing yang hendak berkunjung ke Indonesia dan bila mencari "Nusantara" maka ia akan disuguhi berbagai uraian sejarah bangsa kemaritiman Indonesia bukan cuma nama ibukota. Nama "Nusantara" tidak mengandung keunikan atau kekhasan yang bisa dengan mudah diidentifikasikan/diasosiakan dengan kota/ibukota.

Salah satu data yang muncul ketika kita ketik "Nusantara".

The concept Nusantara is derived from two Sanskrit words: nusa meaning 'island' and antara meaning 'in between' or 'including'. It made its way into old Javanese texts, where nsntara can be translated as 'other islands'.

Kenapa tidak dinamakan dengan sesuatu yang mengandung kekhasan? Misalnya nama pendesaign arsitektur kotanya "Nuarta". Bukankah ini menunjukan itikad atau sikap (presendence) negara yang baik mau menghargai jasa atau prestasi seorang atau individu terhadap negara meski orangnya masih hidup? Kita sebagai bangsa masih banyak kekurangan dalam hal menghargai atau memuji jasa seseorang. 

Kita sebagai bangsa masih merasa jengah untuk memuji secara positif prestasi seseorang. Kalau memaki, menghina atau merendahkan orang lain sepertinya kita sudah jago?

Atau nama lain dengan meneruskan kata "Karta" dari Jakarta sehingga mudah untuk mengingat nama ibukota lama. Dalam sejarahnya ibukota Jakarta juga pernah pindah ke Yogyakarta.  

Misalnya nama ibukota baru itu bernama "Nusakarta" juga tidak jelek-jelek amat. Nama ini khas. Tidak ada padanannya dan tidak ada di kamus sebagaimana nama-nama kota lain di Indonesia.  Dan lagi kata "Karta" adalah kepanjangan dari kesultanan Kutai Kartanegara di wilayah Kalimantan Timur dalam sejarahnya.

Nama sebuah kota tidak akan berubah dalam puluhan tahun karena bernama khas dan tidak mengasosiasikan dengan sesuatu yang temporer, gejala, keadaan, atau filosofi yang muluk-muluk. Karena khas, maka kecil kemungkinan bakal bertentangan dengan perkembangan jaman. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun