Mohon tunggu...
Herry B Sancoko
Herry B Sancoko Mohon Tunggu... Penulis - Alumnus UGM, tinggal di Sydney

Hidup tak lebih dari kumpulan pengalaman-pengalaman yang membuat kita seperti kita saat ini. Yuk, kita tukar pengalaman saling nambah koleksi biar hidup makin nikmat.

Selanjutnya

Tutup

Edukasi Artikel Utama

Ngidam dan Pertimbangan Akal Sehat

8 November 2013   12:46 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:26 700
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1383895526788753107

Menurutnya, ulang tahun perkawinan sudah semacam keharusan untuk dirayakan oleh suami isteri. Pada ulang tahun pertama perkawinan, suami biasanya akan menghadiahi isterinya sesuatu yang terbuat dari kertas. Kemudian pada tahun berikutnya, si suami akan memberikan hadiah sesuatu yang terbuat dari kain. Untuk ulang tahun perkawinannya yang ketiga ini, ia mendapat sesuatu yang terbuat dari kulit.

Baru kali ini penulis dengar tentang masalah hadiah ulang tahun perkawinan ini. Menarik juga. Makanya ada ulang tahun perkawinan perak dan emas dan seterusnya. Ternyata di Australia dimulai dari tahun perkawinan kertas.

Ketika saya tanya masalah perempuan hamil yang suka ngidam, ia mengiyakan.

"But, I did not carve for any special food. Sometime I carve for chocolate but I will not eat chocolate," katanya.

Ternyata meski ngidam, cewek Australia ini masih memakai pertimbangan akal sehat. Ia bisa menahan diri untuk tidak makan coklat meski pingin sekali, karena pertimbangan pada kesehatan dan keadaan bayinya. Ia kuatir bahwa coklat mengandung kafein yang tidak baik bagi bayi dalam kandungan.

Hmmm... cewek bule ini ternyata tidak saja keras pada orang lain, tapi juga keras pada dirinya sendiri. Untung dia tidak ngidam jambu kluthuk yang terasa sepet-sepet itu. Bisa dibayangkan bagaimana repotnya si suami mencarikan keinginan kerasnya itu demi si jabang bayi.*** (HBS)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun