Mohon tunggu...
Ruslan H
Ruslan H Mohon Tunggu... -

Technology Enthusiast, sms : 0881-136-5932

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Kilang LNG "Offshore" Bikin Heboh Blok Masela

11 Maret 2016   13:30 Diperbarui: 11 Maret 2016   22:43 646
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Kapal FLNG Petronas di galangan Daewoo Korea (sumber: lngworldnews.com)"][/caption]Hari-hari belakangan ini Blok Masela masih menjadi pembicaraan hangat. Silang pendapat mengenai cara yang paling bagus untuk mengeksploitasi Blok Masela ini masih dilontarkan oleh berbagai kalangan. Blok Masela adalah lapangan gas alam dengan potensi 10,7 TCF yang terletak di Laut Banda/Laut Arafura berbatasan dengan Australia. Blok migas yang diberikan kepada Inpex/Shell untuk dikerjakan ini sekarang menemui jalan buntu akibat perselisihan pendapat. Sekarang ini Presiden mengambil alih untuk membuat keputusan.

Gas hidrokarbon yang keluar dari sumur adalah gas methane yang digunakan sebagai bahan bakar untuk pembangkit daya seperti generator listrik. Negara industri memerlukan energi ini untuk bisa tetap melanjutkan proses industrinya. Generator listrik bisa tetap dihidupkan untuk menerangi kota. Gas ini sebagian menggantikan fungsi batubara dan bahan bakar minyak. Digunakan untuk menjalankan mesin-mesin stasioner seperti turbin gas yang merupakan prime mover dari penggerak listrik.

Negara-negara industri yang haus energi harus mencari benda ini ke negara-negara penghasil gas. Negara-negara penghasil gas ini menjual kekayaan alam untuk menunjang perekonomian negara. Gas yang secara geografis berada di tempat negara asalnya ini dijual dan dikirimkan ke negara konsumen dengan dua cara berikut:
1. Mengalirkan gas melalui pipa
2. Mengangkut gas cair dengan kapal ke pelabuhan konsumen

Saya ambil contoh negara Jepang yang membeli LNG dari Indonesia. Jarak Indonesia ke Jepang jauh maka lebih cocok digunakan cara angkut menggunakan kapal. Dibangunlah kilang-kilang LNG di Arun, Bontang, dan Tangguh untuk memenuhi kebutuhan gas dari konsumen di luar negeri.

Prinsip yang dipakai adalah menaikkan tekanan dengan kompresor dan mendinginkan gas methane ini sampai temperatur tertentu sehingga gas menjadi cair. Pada kondisi cair ini gas methane akan mampat sehingga bisa muat banyak ketika ditransportasikan menggunakan kapal.

Gas dari sumur dikirim ke kilang dengan menggunakan pipa. Gas methane ini dimasukkan ke dalam kompresor dan diturunkan temperaturnya menggunakan unit refrigerasi. Setelah bas menjadi cair LNG ini akan ditampung dalam storage tank, menungu dikapalkan menggunakan tanker yang didesain khusus untuk LNG.

LNG yang sudah disimpan di tanki didatangi tanker yang mengangkutnya ke konsumen di Jepang. Sesampai di Jepang LNG dikembalikan ke bentuk semula menjadi gas. Di Jepang terdapat terminal penerimaan LNG. Di sini terjadi proses kebalikan dari kilang LNG, yaitu mengubah LNG ke bentuk gas methane. Gas ini siap didistribusikan ke pengguna, misalnya industri atau pembangkit tenaga listrik di Jepang.

Suatu waktu saya diajak teman saya warga Jepang untuk melihat-lihat kota Tokyo menggunakan mobilnya. Di malam hari itu dia menunjukkan lampu-lampu di Tokyo dan mengatakan ke saya kalau lampu itu bisa menyala karena gas dari Indonesia. Gas dari Indonesia memang dikirim ke Jepang dalam bentuk LNG.

Perkembangan Teknologi 

Seiring dengan ilmu pengetahuan yang berkembang, teknologi migas pun mengalami perkembangan pesat. Sumber-sumber migas di onshore dan laut dangkal semakin habis. Karena itu eksplorasi dan eksploitasi bergeser ke daerah-daerah yang sulit, yaitu laut dalam. Beberapa lokasi ini sulit sehingga tidak ekonomis jika digunakan cara cara eksploitasi konvensional. Diperlukan cara dengan metoda baru.

Perusahaan-perusahaan minyak memang selalu mencari cara baru untuk dipergunakan dalam rangka mereduksi biaya dan mempercepat jadwal pengoperasian sumur-sumur migas sehingga bisa cepat menghasilkan uang. Mereka akan mencari cara baru untuk memasang pipeline bawah laut. Misalnya dipelajari cara menarik pipeline dari pantai tanpa menggunakan barge. Tidaklah mengherankan akan muncul cara-cara baru hasil pemikiran ahli konstruksi.

Peralatan yang belakangan mulai banyak dipergunakan adalah FPSO, yang kepanjangannya adalah Floating Production Storage and Offloading. Penggunakan FPSO ini sebetulnya sudah agak lama. Salah satu lapangan migas ONWJ sudah menggunakan di tahun 1990-an.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun