Mohon tunggu...
Hery Syofyan
Hery Syofyan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Banyak baca dapat menambah cakrawala pola pikir kita....suka bola & balap..

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Turnamen Piala Gubernur Kaltim, Tak Gentar Soal Ancaman Boikot Dari APPI

17 Januari 2016   12:30 Diperbarui: 17 Januari 2016   12:41 641
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber foto : kaltim.prokal.co

Beberapa hari yang lalu Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI)  mengeluarkan Deklarasi yang meminta para angotanya para pemain sepakbola professional untuk memboikot turnamen berikutnya setelah turnamen Piala Sudirman berakhir, tapi hal itu sepertinya tak membuat panpel Piala Gubernur Kaltim 2016 khawatir dan tetap yakin bahwa turnamen yang berhadiah total Rp 3,65 miliar itu akan tetap banyak diminati oleh para klub, dapat dipastikan akan seru dan berbobot. Seperti yang disampaikan Wakil Ketua Panpel Yunus Nusi "Kami optimistis Piala Gubernur Kaltim akan berlangsung semarak. Kami tak khawatir dengan imbauan APPI tersebut. Klub peserta tentu ingin tampil maksimal dengan mengontrak pemain-pemain terbaik di Indonesia. Sebagai klub profesional, mereka tak mau menanggung malu bila tersingkir di babak awal," tutur Yunus Nusi.

Adanya seruan untuk mogok main itu menurut Yunus Nusi, seharusnya APPI dan para pemain bersyukur dengan adanya beberapa turnamen di tengah kevakuman kompetisi nasional ini. Dengan begitu sipemain masih tetap bisa beraktivitas dan menafkahi keluarga mereka, meski jaminan penghasilan mereka tak sebesar bila tampil di kompetisi. "Seharusnya APPI berpikir dan punya langkah lebih strategis. Misalnya, mereka menyusun buku putih untuk bersama-sama mencari solusi konflik sepak bola Indonesia. Lalu, mereka mendesak pihak yang bersengketa, PSSI dan Pemerintah, agar segera mengakhiri perseteruan ini. Bukan melarang pemain mencari nafkah," kata Yunus Nusi.

Terkait dengan persiapan Yunus Nusi juga mengungkapkan bahwa persiapan Piala Gubernur Kaltim sudah mencapai tahap pematangan. Segala sesuatu kebutuhan untuk menyukseskan turnamen ini telah ditata rapi. Mulai infrastruktur dan fasilitas empat stadion untuk penyelenggaraan pertandingan, hotel bagi tim peserta, transportasi, hingga masalah jaminan finansial. "Istilahnya gong menunggu untuk ditabuh. Kami sudah bekerja keras untuk memberikan yang terbaik bagi kelancaran turnamen ini. Mulai masalah teknis dan nonteknis, kami upayakan semaksimal mungkin. Jadi imbauan mogok dari APPI tak akan menghalangi niat kami," ujar Yunus Nusi.

Jadi tentu sangat disayangkan kalau para pemain sepakbola yang tergabung di APPI tersebut jadi melaksanakan niatnya itu, Dari berita terakhir diberitakan bahwa para pesepak bola tersebut mulai ramai-ramai mendukung langkah yang diambil Asosiasi Pesepak Bola Profesional Indonesia (APPI) itu untuk memboikot setiap turnamen yang akan bergulir setelah Piala Jenderal Sudirman nanti. Menurut APPI adapun sejumlah turnamen yang sudah berlangsung selama ini baik itu Piala Kemerdekaan, Piala Presiden 2015, dan Piala Jenderal Sudirman mengatakan bahwa Ketiga turnamen itu tidak bisa memperbaiki kondisi sepak bola Indonesia yang carut-marut ini. Adapun alasan yang dikemukakan adalah karena tidak semua pemain bisa tampil pada turnamen-turnamen tersebut hal itu bisa jadi karena klubnya tidak bermain di ISL dan Divisi Utama jadi dengan demikian mereka (APPI) meminta agar turnamen tidak kembali digelar yang mereka inginkan sesungguhnya adalah kompetisi sepak bola yang memang telah lama vakum.

sumber foto : superball.tribunnews.com


Sementara itu dalam menangapi Deklarasi APPI tersebut, ternyata mendapat berbagai reaksi yang berbeda dari pemain begitu juga dengan menejeman klub, Seperti Slamet Nurcahyo Pemain asal Surabaya United yang menyatakan bahwa, ia sepakat dengan sikap APPI. Namun juga meminta APPI untuk memberi solusi jika seorang pemain mendukung dan melakukan apa yang dikehendaki APPI, dengan alasan mereka juga membutuhkan pemasukan untuk menghidupi keluarga. "Kalau seluruh pemain yang saat ini tergabung dalam klub ISL mau mogok tidak masalah. Tapi akan jadi persoalan bila hanya sebagian saja yang mogok, sedangkan mayoritas tidak. Apakah mereka bisa menjamin kami tetap dapat penghasilan?” tanya Slamet, menurutnya klub-klub juga perlu dirangkul dan diajak bicara untuk mendapatkan suara bulat sehingga pemain yang melakukan boikot juga tidak melanggar kesepakatan. "Seandainya kami terlanjur kontrak dan tidak mendapat restu klub untuk memboikot turnamen, kami bisa menyalahi kesepakatan dengan pihak klub,"

Hal sama juga disampaikan pemain senior Surabaya United lainnya, Heri Prasetyo. Yang mengatakan “Di satu sisi kami ingin kompetisi diputar, bukan turnamen seperti sekarang ini. Tapi di sisi lain, kami terikat kontrak dan batin dengan klub," jelasnya. Berikutnya juga dating dari seorang pemain senior Surabaya United Rudi Widodo, yang mengatakan bahwa soal menolak atau tidak itu kembali kepada individu masing-masing pemain. Rudi setuju,mengikuti ajakan APPI, "Secara prinsip saya sangat setuju dengan alasan yang diutarakan APPI karena kasihan teman-teman dari klub yang tampil di kasta Divisi Utama ke bawah. Alasan apa pun yang dilontarkan pemerintah atau pengelola event, menggelar turnamen sebanyak apa pun tidak ada manfaatnya jika pembinaan berjenjang tidak jalan,"

Sementara itu dari sisi manajemen klub seperti Sriwijaya FC. Mengatakan bahwa mereka dapat memahami dan mendukung gerakan moral tersebut,namun juga berharap keputusan tersebut dapat ditinjau ulang."Kami mendukung gerakan APPI agar pihak terkait seperti PSSI, operator PT Liga Indonesia dan Kemenpora segera menggelar kompetisi lagi, namun sikap menolak turnamen sepertinya kurang tepat," ujar manajer SFC, Nasrun Umar. Menurutnya gerakan menolak turnamen yang disampaikan APPI bukan solusi  terbaik saat ini. "Pemain tetap harus bermain, namun perjuangan menuntut pihak yang berkompeten segera menyelesaikan seluruh permasalahan sepak bola dan memutar kompetisi seperti biasa, harus tetap dijalankan," ungkapnya.

Memang harus diakui sampai saat ini tidak ada jaminan kompetisi segera bergulir untuk itu ia mengingatkan jangan sampai menambah masalah baru nantinya. "Pemain juga harus cerdas, keluarga mereka juga mesti tetap dinafkahi. Jika sampai mogok main, tapi situasi konflik belum juga berakhir, tentu itu situasi yang sangat tidak diinginkan," tambahnya. “Pembekuan dan jatuhnya sanksi FIFA sudah membuat sepak bola Indonesia terpuruk, jangan ditambah lagi. Tidak hanya pemain atau pelatih, semua pun kena dampak dari konflik ini," dan juga menegaskan bahwa Manajemen Sriwijaya FC tetap berkomitmen memajukan sepak bola nasional, termasuk juga pemenuhan hak-hak pemain. "SFC sangat ingin agar kompetisi bergulir lagi karena pada kondisi seperti ini kami sulit memaksimalkan pemasukan dari sponsor. Namun, mogok main bukan pilihan tepat," pungkas Nasrun.

Sementara itu kalau melihat kepada persiapan klub peserta, seperti yang diberitakan masing-masing klub sudah terlihat sedang mempersiapkan skuatnya masing-masing untuk bisa tampil pada turnamen Gibernur Kaltim ini. Seperti yang kemaren disampaikan oleh presiden Persija Fery Paulus saat tengah mengikuti Club's Owner Meeting yang digelar di Hotel Park Lane, Jakarta, Sabtu (16/1) kemaren "Piala Gubernur Kaltim juga ikut. Pasti ikut. Kan ada turnamen jangka panjang yang berjalan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun