Dalam rangkaian acara Musyawarah Besar Pertama (Mubes-I) Organisasi Kemasyarakatan “Pinaesaan ne Tombulu” di Jakarta pada hari Sabtu tanggal 25 April 2015 yang lalu digelar pula acara Seminar tentang Tombulu yang menampilkan seorang narasumber asal Tombulu, yaitu: Jessy Wenas, seorang seniman dan budayawan Minahasa. Dalam paparannya tentang Tata Bahasa Kesusastraan Tombulu, Jessy Wenas, menjelaskan arti dari kata ‘Pinaesaan’.
Untuk dapat mengerti arti kata ‘Pinaesaan’ maka diperlukan pengetahuan ilmu tata bahasa Tombulu mengenai: AKAR KATA, AWALAN, AKHIRAN, KATA KERJA, KATA BILANGAN, IMBUHAN, SISIPAN, KATA GANTI ORANG dan sebagainya. Misalnya kata kearifan lokal “SITOU, TIMOU, TUMOUTOU”, yang sekarang diberi arti: “Manusia memanusiakan sesama manusia”. Apabila diberi arti dengan menggunakan tata bahasa Tombulu akan memberi pengertian yang lain.
Bahwa dalam kalimat “SITOU, TIMOU, TUMOUTOU” terbagi dalam tiga kelompok kata yang saling menerangkan kata SITOU, terdiri dari kata ganti orang pertama TOU dan kata petunjuk SI yang artinya “Orang Itu atau Manusia Itu”. Kata kedua TIMOU terdiri dari awalan TI yang artinya “Telah” dengan kata TOU yang artinya “Tumbuh”. Contoh kata TIMELUK, yang berasal dari kata ATELUK (Telur) artinya telah bertelur. TIMEKA’, yang berasal dari kata TEKA’ (Hinggap) artinya telah bertengger. TIMENGKOR, yang berasal dari kata TENGKOR (Ketuk) artinya telah melakukan, kata kerja mengetuk. Jadi kata TIMOU artinya sudah hidup, sudah lahir. Kata TIMOU menerangkan kata SITOU memberi arti bahwa: “Si Manusia yang lahir, hidup dan bertumbuh”. Contoh kalimat: “TIMOU MO UN TANDEL TINANEM” yang artinya: Biji jagung yang ditanam sudah bertumbuh.
Kata ketiga TUMOUTOU dalam tata bahasa Tombulu dihitung satu kata seperti contoh kata dalam proses pemindahan ikan mas (pongkor) ke tempat yang jauh, dimana ikan itu hanya dibungkus pelepah daun pisang agar dingin. Ketika ikan mas itu dilepaskan di telaga yang jauh, ternyata masih hidup dikatakan “TUMOUTOU PE SI PONGKOR”, artinya: Ikan itu masih hidup, berhasil bertahan hidup, tidak mati. Kata TUMOUTOU menerangkan kata SITOU TIMOU member arti: SI MANUSIA LAHIR agar bertahan hidup, agar berhasil dalam kehidupan. SI MANUSIA HIDUP AGAR JADI MANUSIA, ‘manusia hidup agar jadi orang’.
Kata kearifan lokal SITOU TIMOU TUMOUTOU yang memberi arti manusia memanusiakan sesama manusia, tentu tidak beda artinya dengan menggunakan ilmu tata bahasa Tombulu sehingga kata pengganti orang ada dua menjadi orang pertama dan orang kedua dalam bentuk SITOU – TIMOU – TUMOU – TOU (empat kata). Kata ganti orang pertama memanusiakan kata ganti orang kedua. Dalam struktur bahasa Tombulu hanya satu kata ganti orang yakni SITOU – TIMOU – TUMOUTOU. Manusia supaya jadi orang jangan jadi binatang. Falsafah pengertian yang sekarang ini, “Manusia memanusiakan sesama manusia” adalah ajaran kasih Yesus Kristus. Bukan falsafah Minahasa. Karena Minahasa mengenal adat “Mamu’is” potong kepala manusia untuk ditanam di tiang raja rumah baru jaman tempo dulu.
Contoh lain adalah kata MAENGKET dan MAPALUS, bila ingin diterjemahkan artinya dengan menggunakan bahasa sastra Tontemboan dan Tondano tidak akan ditemukan arti yang sebenarnya, karena didalam bahasa Tondano kata MENGKET itu disebut MASAMBO dan bahasa Tontemboan menyebutnya MAWINSON. Kata MAPALUS juga demikian dengan akar kata PALUS hanya terdapat dalam kamus bahasa Tombulu, yang artinya jerat penangkap tikus terlepas. Tempatnya di PAPALUSAN di kaki gunung Masarang. Siapa yang jeratnya mengena, maka ladangnya yang terkena giliran kerja gotong royong Mapalus.
Dengan demikian maka kata PINAESAAN harus kita uraikan dan kita teliti dengan menggunakan tata bahasa sastra Tombulu, walaupun kata ini banyak digunakan dalam tata bahasa sub-etnis Minahasa lainnya, seperti Tondano, Tonsea dan Tontemboan. Seperti di Kecamatan Wenang, Kota Manado, terdapat Kelurahan PINAESAAN dengan Lurah Wanita bernama Anita Lomban. Kita ketahui bahwa penduduk Kota Manado dihuni setengahnya orang Minahasa. Setengahnya lagi keturunan Cina, Arab, Sangihe, Mongondow, Gorontalo, Ternate dan sebagainya.
Kita uraikan kata PINAESAAN dalam kata awalan PINA, kata dasar atau akar kata ESA yang artinya SATU dan akhiran AN. PINA artinya tempat melakukan atau tempat kejadian. Akhiran AN sama fungsinya dengan akhiran AN dalam bahasa Indonesia. Kita lihat kata-kata Minahasa yang menggunakan awalan PINA dan akhiran AN, antara lain: PINAWETENGAN (Weteng = bahagi), artinya tempat manusia membagi, berbicara, berunding, membagi bentuk pemujaan ditentukan bahwa Tombulu nimangopok si opo Toar katumaan, Tombulu memuja leluhur lelaki Toar. PINAPALANGKOUW (Pina’pa = tempat jejak kaki, Langkouw = sapi hutan, anoa), artinya tempat manusia berburu sapi hutan karena banyak terdapat jejak tapak sapi hutan & nama negeri di Minahasa Selatan. PINATEAN (Pate = mati) artinya tempat berkumpul di orang mati.
PINAMORONGAN (Porong = topi) artinya tempat berkumpul orang bertopi dan nama negeri di Minahasa Selatan antara Langowan dan Tumpaan. Dalam buku berjudul “De Watu Rerumeren ne Empung” yang ditulis oleh J.G.F Riedel tahun 1862 dijelaskan bahwa nama negeri itu berasal dari nama perkumpulan para “mamu’is” tukang potong kepala manusia, dengan ciri khas memakai topi dari kulit kayu. Karena tempo dulu Minahasa banyak membutuhkan kepala orang untuk pembuatan yang baru, rumah baru, mendirikan negeri yang baru, pemakaman seorang kepala walak, perjanjian damai dua wilayah yang berperang hingga banyak memakan korban. Sehingga bila orang-orang bertopi itu nampak berkumpul maka para petani tidak pergi ke kebun mengolah pertanian.
PINAESAAN (Esa = satu) nama negeri di Minahasa Selatan, Kecamatan Tompaso Baru, arti negeri ini adalah negeri tempat orang-orang yang bersatu di satu wilayah walaupun berasal dari berbagai wilayah sebelum berkolonisasi (dikutip dari buku “Arti Nama Kampung di Tanah Toar Lumimuut” yang ditulis oleh Jessy Wenas pada tahun 2010). Kita ketahui bahwa negeri PINAESAAN terbentuk dari penduduk Kakas, Tondano, Tompaso dan Tomohon yang berkolonisasi di Minahasa Selatan pada tahun 1927. Arti lainnya adalah tempat persatuan manusia yang satu hati, satu pemikiran, satu golongan, satu jenis. Seperti contoh organisasi “Wanita Pinaesaan” semuanya wanita yang pernah ikut pergolakan Permesta di Minahasa.
Jadi kata PINAESAAN memiliki dua arti yakni “Tempat” dan “Manusia”. Akhiran AN menjelaskan akar kata menjadi kata keterangan, PEMBAGIAN, KESATUAN, KEMATIAN, PERBURUAN, KESAMAAN TOPI. Dan kata PINA-ESA memberi arti Tempat Manusia. Bersatu, membagi, berkumpul di orang mati, berkumpul karena satu profesi, bertempat tinggal di satu negeri. Tergantung kata apa yang terdapat didepan kata tersebut. Misalnya kata kerja, kata sifat, kata bilangan, kata benda.