Inter Milan berhasil menyingkirkan Barcelona dengan skor 4-3 di babak perpanjangan waktu dalam laga leg kedua semifinal Liga Champions, Rabu (7/5) dini hari WIB. Hasil ini mengantarkan Nerazzurri ke final dengan agregat 7-6 dalam duel penuh emosi dan tensi tinggi. Namun, di balik kemenangan heroik Inter, sorotan besar jatuh pada Lamine Yamal---bintang muda Barcelona yang tampil luar biasa, namun tetap harus pulang dengan rasa kecewa mendalam.
Pertandingan Sarat Drama
Laga yang berlangsung di Giuseppe Meazza ini menyajikan cerita dramatis sejak menit awal. Inter unggul 2-0 lewat Lautaro Martinez dan penalti Hakan Calhanoglu. Namun, Barcelona bangkit di babak kedua dengan gol dari Eric Garcia dan Dani Olmo yang menyamakan kedudukan menjadi 2-2. Raphinha bahkan membawa Barca berbalik unggul 3-2 di menit ke-87.
Tapi Inter belum menyerah. Gol Francesco Acerbi di masa injury time membawa laga ke babak tambahan. Davide Frattesi kemudian menjadi pahlawan dengan gol penentu kemenangan di menit ke-99. Skor akhir 4-3 membawa Inter ke final, dan Barcelona harus angkat koper.
Yamal Bersinar, Tapi Belum Beruntung
Lamine Yamal, pemain muda berusia 17 tahun yang berasal dari akademi La Masia, mencuri perhatian sepanjang pertandingan. Ia menjadi ancaman konstan dari sisi kanan serangan Barca, menciptakan peluang demi peluang, bahkan nyaris mencetak gol saat tembakannya membentur tiang di akhir laga. Meski gagal mencetak gol, aksinya tetap menuai pujian luas.
Dalam musim 2024/25 yang luar biasa, Yamal telah tampil dalam 48 pertandingan untuk Barcelona, mencetak 14 gol dan mencatatkan 24 assist. Ia menjadi kunci kemenangan Barca di Supercopa de Espaa dan Copa del Rey, bahkan mencetak gol atau assist di kedua final.
Namun, performa apiknya pada laga ini belum cukup untuk menyelamatkan Barcelona. Kamera menangkap momen emosional ketika Yamal menitikkan air mata setelah peluit panjang dibunyikan. Di tengah pencapaian luar biasa musim ini, kegagalan di Liga Champions menjadi luka yang mendalam.
Sombong atau Percaya Diri?
Musim gemilang Yamal tidak luput dari kontroversi. Banyak pihak menilai sikapnya di dalam dan luar lapangan terlalu sombong untuk usianya. Dalam konferensi pers sebelum laga leg pertama kontra Inter Milan, Yamal menanggapi kritik tersebut dengan tenang namun tajam.
"Orang bilang saya sombong? Selama saya menang, mereka tidak bisa berkata apa-apa kepada saya; ketika mereka mengalahkan saya, mereka bisa," ujar Yamal, seperti dikutip dari Barca Universal.