Mohon tunggu...
Bintang S
Bintang S Mohon Tunggu... -

seorang anak manusia yang mencoba mensyukuri nikmat-Nya

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Tinju dan Sabung Ayam..

6 April 2010   06:19 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:58 651
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Melihat tayangan langsung pertandingan tinju weekend ini meletupkan pemukiran dalam otak saya, pemikiran spontan yang keluar berupa pertanyaan.. "Lha kok jadi kaya sabung ayam gini...???" ternyata dalam pendapat saya tinju gak jauh beda dengan sabung ayam, itu bahasa kasarnya. tinju itu adu ayam yang dibatasi dengan peraturan-peraturan . dalam tinju jelas ada seabreg peraturan-peraturan. mulai dari jumlah Ronde, lokasi pertarungan (ring tinju), luas ring tinju, official, wilayah point pukulan, daerah dilarang memukul (belakang kepala, bawah perut) , waktu istirahat , point tiap2 pukulan yang masuk, penentuan pemenang, perlengkapan keamanan dll. semua aturan itu dibuat untuk 'mengamankan' olah raga tinju tapi tetap dalam pikiran saya seakan2 tinju yang saya tonton kemarin gak ada ubahnya dengan adu ayam. apabila aturan2 itu dihilangkan, jadi adu ayam kan?hehehe..tapi satu yang sangat mirip dengan adu ayam, ketika pertandingan Bernard Hopkins vs Roy Jones Jr kemarin, menginjak ronde 8, kasihaaaaaan banget...sisi kemanusiaanku terketuk melihat kedua petinju kelelahan tapi tetap saja bertarung, melemahkan lawan, 'menyakiti' lawan. Lho itu kan pilihan..kalo mau mundur juga bisa kok...seandainya ada pilihan give up tanpa implikasi atas kariernya pasti mereka mundur. bagi saya itu bukan pilihan, pilihan itu tidak menjurus, harus fifty-fifty, kalo si petinju mundur, dia mempertaruhkan kredibilitasnya, sponsornya, promotornya, dll. sehingga saya pun menganalogikan seperti perampok yang meninta dompet sambil menodongkan pistol di perutnya, dan berteriak "Serahkan dompet anda atau anda saya tembak" nah, itu kan juga pilihan tuh..hehehehe..jadi kalo anda memilih untuk menyerahkan dompet,anda salah ketika anda mengadu ke Polisi bahwa anda dirampok, lha wong anda menyerahkan sendiri,anda yang memilih... Belum lagi saat kedua petinju mendapat peringatan karena memukul di daerah terlarang..duh, kasiaaaan banget kalo liat ekspresianya saat barang terlarangnya kena bogem... tinju itu adu ayam yang dikomersilkan. kita tentu tahu yang namanya promotor, dan rumah taruhan yang mengkomersilkan tinju sebagai mata pencaharian mereka. promotor itu yang melobi kedua pihak untuk bertarung dan si promotor mendapat hak atas keuntungan dari pertandingan tinju itu, mulai dari hak sair, tiket dan lain lain. bedanya..kalo sabung ayam ga ada yang mempromosikan , gak ada promotor, gak ada sponsor dan gak ada siaran langsungnya..hehehehe tinju itu adu ayam yang menjadi mata pencaharian. Bagi para petinju, mereka bertarung di atas ring tentu mendapatkan bayaran tertentu, bisa jadi bayaran tinju itu dijadikannya mata perncaharian utama. Nah kalo ini sebenarnya juga sama dengan sabung ayam..kalo di sabung ayam, mengadu ayam itu menjadi mata pencaharian pemiliknya. kalo di tinju menjadi mata pencaharian si petinjunya. Belum lagi hal2 yang menyentuh sisi kemanusiaan dan manusiawi kita, dimana 2  orang tidak saling kenal, tidak ada dendam, disuruh bertarung; belum lagi kalau ada luka, darah yang keluar dari kepala si petinju; belum lagi ekspresi kesakitan saat bogem mentah masuk pas di rahang lawan, duh kasiaaan.. tapi gimana lagi, sudah legal di dunia ini.. dunia ini sekarang sudah lebih ke arah : Legal atau tidak Legal, berzina-pun meskipun haram di agama manapun, kalau dilakukan di lokalisasi legal, tetap benar menurut hukum...ck.ck.ck...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun