Mohon tunggu...
Hotman Nainggolan
Hotman Nainggolan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Pegiat Marketing Persahabatan,Fasilitator dan Konsultan

Penulis,Pegiat Marketing Persahabatan, Penulis, fasilitator/pengajar dan Konsultan. Penulis buku "Anak Kampoeng dari RoeraBagas" dan "Beyond Marketing Persahabatan". Jangan lupa kunjungi facebook saya"Marketing Persahabatan Society" untuk mendapatkan tips-tips dalam Marketing Persahabatan dengan DNA C2N. Saat ini tinggal di rumah inspirasi "Sopo RoeraBagas"

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Kisruh Penunjukan Dirut BUMN dan Wacana Pembentukan "Super Holding" BUMN di Indonesia

9 September 2019   08:43 Diperbarui: 9 September 2019   16:35 604
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Atas penetapan RUPSLB saya tidak dapat menerima keputusan itu, saya memutuskan untuk mengundurkan diri hasil keputusan RUPSLB BTN," ujar Suprajarto di Jakarta, Kamis malam. 

Suprajarto mengaku tak pernah diajak bicara oleh Kementerian BUMN terkait pencopotan dirinya dari Dirut BRI. Mengenai jabatan barunya di BTN pun tak pernah ada pembicaraan sebelumnya. 

"Saya sendiri baru tahu setelah membaca dari media bahwa saya ditetapkan menjadi Dirut  BTN. Di mana saya tidak pernah diajak bicara mengenai penetapan ini apalagi musyawarah," kata Suprajarto.

Terkait dengan kisruh penunjukan Suprajarto menjadi Dirut BTN yang berujung penolakan tersebut menurut analisis penulis dilatarbelakangi oleh 2 (dua) alasan, yakni:

1. Periode Masa Kerja yang belum berakhir, sehingga kemungkinan masih banyak agenda-agenda strategis yang belum dilaksanakan dan masih harus dilaksanakan oleh di BRI. 

Tiba-tiba tanpa pemberitahuan dan diskusi sebelumnya dilakukan penggantian. Hal ini sudah barang tentu akan memunculkan berbagai opini yang kurang proporsional terhadap kinerja Direksi BRI dibawah kepemimpinan Direktur Utama.

2. Penggantian tersebut dilaksankan dengan menugaskan Suprajarto menjadi Dirut di sebuah Bank BUMN yang secara ekonomis skala bisnisnya jauh lebih kecil. 

Hal ini sudah barang tentu juga akan menimbulkan opini di tengah masyarakat mengenai kinerja yang bersangkutan selama memimpin BRI. Masyarakat bisa saja mempersepsikan Suprajarto telah gagal atau kurang berhasil dalam memimpin BRI sehingga harus dipindahlkan memimpin bank yang secara skala bisnis jauh lebih kecil.

Kedua latar belakang tersebut menurut penulis saling berkaitan satu sama lain yang bisa saja membuat penilaian yang kurang pas atau cenderung negatif terhadap kinerja seorang Suprajarto selama memimpin BRI, sehingga penugasannya menjadi Dirut BTN secara tidak langsung merupakan sebuah punishment. 

Walaupun menurut Suprajarto pencopotan dirinya dari jabatan Dirut BRI dan penunjukannya menjadi Dirut BTN tidak pernah dibicarakan sebelumnya, namun alasan dimaksud tetap tidak bisa dilepaskan dari kedua latar belakang tersebut.

Model Pengelolaan BUMN di Indonesia, Singapura, dan Malaysia 
Terkait dengan hal tersebut, ada baiknya pemerintah Indonesia meniru keberhasilan (success story) suksesi kepemimpinan BUMN di beberapa negara, khususnya di ASEAN.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun