Indonesia merupakan salah satu negara dengan PDB terbesar di Asia 2021. Indonesia juga termasuk negara anggota G20. G20 merepresentasikan lebih dari 60 persen populasi bumi, 75 persen perdagangan global, dan 80 persen PDB dunia.Â
Hal ini berarti Indonesia menjadi salah satu negara yang merepresentasikan perdagangan global. Namun, sangat disayangkan jika Indonesia menjadi negara yang produk dan pemasarannya malah bergantung/dipengaruhi oleh budaya dan figur luar negeri. Salah satunya saja budaya dari Korea Selatan.Â
Bukan rahasia lagi kalau budaya Korea sudah mulai meresap ke Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari film, drama, musik korea yang digemari oleh anak muda Indonesia.Â
Pihak marketing juga tidak melewatkan kesempatan ini. Banyak perusahaan di Indonesia yang menggunakan figur luar untuk mempromosikan produk mereka, baik dari ecommerce, kecantikan, keuangan, dan lainnya. Berikut beberapa post yang saya temukan dan ambil.Â
Saya tidak tau berapa banyak uang yang mereka keluarkan tapi cara marketing ini sangat efektif ke masyarakat Indonesia. Fenomena publik figur dan pengaruh korea ini bukan hanya pada pemasaran produk tetapi pada produk itu sendiri.Â
Ada beberapa produk / merek di Indonesia yang mulai menjamur dan menggunakan korea sebagai acuan peluncuran produk. Beberapa yang saya ketahui adalah Mujigae Resto dan Realfood Jelly. Mujigae merupakan restoran Korea pertama di Indonesia yang mendapatkan sertifikasi halal MUI pada 13 Februari 2017. Sedangkan Realfood Jelly mengklaim sebagai K-Beauty jelly pertama di Indonesia.Â
Salah satunya adalah Kopiko. Kopiko berulang kali memunculkan iklan di Drama Korea untuk menarik pasar Korea Selatan. Selain itu, Kopiko juga menjadi salah satu produk yang diperkenalkan Luhut ke Elon Musk saat mengunjungi pabrik Tesla april silam.Â
Terlepas bagaimana cara marketing yang digunakan perusahaan di Indonesia untuk merebut hati masyarakat, sudah sewajarnya kita menyadari bahwa begini realita perkembangan anak mudah di Indonesia.Â
Hal ini harus dianggap sebagai acuan agar selanjutnya standar beauty Indonesia atau budaya Indonesia dapat menjadi tolak ukur negara lain dalam memasarkan produknya.Â