Mohon tunggu...
Y. Edward Horas S.
Y. Edward Horas S. Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Cerpen Sastra Grup (cerpensastragrup.com)

Nomine Terbaik Fiksi (Penghargaan Kompasiana 2021). Peraih Artikel Terfavorit (Kompetisi Aparatur Menulis 2020). Pernah menulis opini di KompasTV. Kontributor tulisan dalam buku Pelangi Budaya dan Insan Nusantara. Pendiri Sayembara Menulis Cerpen IG (@cerpen_sastra), Pendiri Perkumpulan Pencinta Cerpen di Kompasiana (@pulpenkompasiana), Pendiri Komunitas Kompasianer Jakarta (@kopaja71), Pendiri Lomba Membaca Cerpen di IG (@lombabacacerpen), Pendiri Cerita Indonesia di Kompasiana (@indosiana_), Pendiri Tip Menulis Cerpen (@tipmenuliscerpen), Pendiri Pemuja Kebijaksanaan (@petikanbijak), dan Pendiri Tempat Candaan Remeh-temeh (@kelakarbapak). Enam buku antologi cerpennya: Rahimku Masih Kosong (terbaru) (Guepedia, 2021), Juang (YPTD, 2020), Kucing Kakak (Guepedia, 2021), Tiga Rahasia pada Suatu Malam Menjelang Pernikahan (Guepedia, 2021), Dua Jempol Kaki di Bawah Gorden (Guepedia, 2021), dan Pelajaran Malam Pertama (Guepedia, 2021). Satu buku antologi puisi: Coretan Sajak Si Pengarang pada Suatu Masa (Guepedia, 2021). Dua buku tip: Praktik Mudah Menulis Cerpen (Guepedia, 2021) dan Praktik Mudah Menulis Cerpen (Bagian 2) (Guepedia, 2021).

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Imajinasi adalah Modal Utama Pengarang Cerpen, Jangan Pernah Batasi!

23 September 2021   17:29 Diperbarui: 24 September 2021   07:49 1029
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi imajinasi, sumber: idntimes.com via hiburan.dreamers.id

Mereka menuju ke sebuah piring tertutup tudung saji berisi ikan goreng. Setelah menyelinap lewat celah tudung, masing-masing memotong ikan itu menjadi serpihan-serpihan kecil, lantas memanggulnya di atas punggung, dan berjalan kembali lewat rute yang sama menuju sarang di balik pintu.

Itu adalah imajinasi. Bisa tertulis karena pengamatan secara objektif (kita dengan sengaja melihat perilaku semut) atau membayangkan saja dalam pikiran.

Masih ada sumber lain untuk melatih imajinasi

Kita bisa pula perbanyak menonton film atau tayangan televisi yang penuh imajinasi. Semisal, kita mau menulis cerpen tentang hantu. Sementara kita tidak pernah melihat hantu. Kita tidak pernah pula didatangi hantu. Tidak ada bayangan sama sekali.

Caranya sangat gampang untuk mendatangkan hantu (maksud saya, menjelaskan hantu seperti apa). Tinggal tonton film setan dan amati tampilannya.

Imajinasi tentang sosok hantu juga sejalan dengan imajinasi perasaannya. Bagaimana ketakutan yang timbul seusai melihat hantu. Bagaimana ekspresi dan kata-kata yang pas untuk melukiskan ketakutan. Ini bisa dilihat dari pemeran di tayangan atau kita sendiri yang merasakannya seusai menonton.

Pada sisi lain, mempertajam imajinasi juga bisa lewat memperbanyak baca buku cerita. Tidak sekadar membaca kata demi kata, melainkan juga membayangkan kata itu dalam imajinasi. Cerita seperti hidup dalam pikiran dan kita masuk sebagai tokoh di dalamnya.

Catatan: kita harus nyaman dengan imajinasi

Agar tepat menggambarkan imajinasi dalam pilihan kata-kata, kita harus nyaman dulu dengan imajinasi itu. Kita tidak boleh takut atau merasa terganggu. Semisal lagi, kita diminta membuat cerpen pembunuhan.

Kita harus nyaman dengan merahnya darah yang bermuncratan. Dengan tajamnya pisau atau belati yang bersimbah darah. Dengan tubuh korban yang menggelepar di lantai. Dengan teriakan manusia yang hampir mati. Dengan kepuasan sang pembunuh seusai melihat korban mati.

Ini untuk memaksimalkan penggambaran pembunuhan. Kata-kata semakin banyak dituliskan dan tepat. Kalau kita takut duluan, saya sarankan tidak perlu menuliskan. Nanti akan tanggung, baik dari kejadian maupun perasaan yang ditimbulkan. Bisa dirasakan benar oleh pembaca.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun