Pengarang sebagai tokoh utama
Di sini, cerpen akan sangat mudah dikarang, mengalir lancar, dan biasanya begitu kental nuansa emosinya sehingga gampang dirasakan pembaca.
Hal ini karena cerita berasal langsung dari pengalaman pengarang sendiri. Tidak perlu banyak imajinasi tambahan. Semua yang dilihat terekam baik, tinggal dicurahkan.
Bila dibilang curhat, seperti demikian. Jarang yang berhasil menebak cerita itu curhat si pengarang, jika ia tidak mengaku. Hanya pengarang yang tahu.
Pengarang sebagai tokoh sampingan
Pengarang boleh juga timbul sebagai tokoh sampingan atau tambahan, yang diceritakan tentu lebih sedikit dari tokoh utama. Barangkali ia sedang ingin menceritakan orang lain dan ia sebagai pengamat.
Posisinya kendati sampingan, ia dapat menentukan bagaimana akhir cerita tokoh utama. Ia bisa muncul di awal, tengah, atau akhir. Kehadirannya bisa pula membelokkan cerita (plot twist).
Hanya sebagai pengarang
Pengarang diberi kebebasan untuk sekadar mengarang. Ia tidak masuk ke cerita, tetapi mengatur semua cerita. Cerpen ini punya tantangan besar, karena imajinasi, pembelajaran, dan pengamatan lebih banyak diperlukan, berhubung tidak ada pengalaman pengarang yang diceritakan.
Jika penggambaran emosi berhasil dirasakan pembaca, pengarang sungguh hebat. Bisa menceritakan perasaan dan menyampaikan secara tepat tanpa mengalaminya. Kisah fiksi yang sepenuhnya khayalan contohnya.