Ini bukan artikel porno. Bukan! Saya hanya ingin menyelisik lebih dalam unsur kepantasan atas perilaku sebagian kita yang mungkin semakin ke sini semakin lazim diterima. Tentu, sebab semakin banyak pula pelakunya.
Menjemur pakaian adalah salah satu pekerjaan rumah tangga. Dilakukan seusai pencucian dan pengeringan (di mesin pengering) busana. Jemuran sendiri dirangkai begitu rupa dan mudah ditemui di toko perabot rumah tangga atau pasar.
Ada yang satu tingkat. Dua tingkat. Tiga tingkat. Versi digantung di atap atau dipakukan pada dinding pun tidak sedikit. Bahannya kebanyakan plastik. Kita menakar sendiri, seberapa banyak busana yang bisa digantungkan. Jangan terlalu berat, bisa-bisa jemuran ambrol.
Dari sekian banyak busana, saya yakin Anda pernah melihat satu busana yang sebaiknya tidak sembarangan dilihat. Mengapa? Karena itu bagian terlalu pribadi. Cawat.
KBBI menjelaskan, cawat adalah kain dan sebagainya penutup kemaluan, yang bagian atasnya bertali untuk diikatkan di pinggang. Tidak perlu saya jelaskan pun, Anda sudah paham. Wkakakak...Â
Cawat itu beraneka bentuk, motif, dan warna. Ini pun tidak perlu saya terangkan lengkap. Boleh jadi imajinasi Anda ke mana-mana nanti. Hahaha...
Ya, potensi imajinasi itu yang membuat saya gerah dan merasa kurang pantas jika melihat cawat dijemur di depan rumah. Terpampang jelas sembari tertiup angin.
Menurut Anda bagaimana?
Mungkin reaksi orang berbeda-beda melihat cawat. Ada yang biasa saja, langsung jalan tanpa memandang. Ada yang tertawa terbahak-bahak melihat keunikan bentuknya.
Ada yang teringat punyanya sendiri karena kebetulan sama. Ada yang sudah berfantasi entah ke mana. Kita tidak tahu, kita termasuk yang mana. Bagaimana pula pemikiran anak-anak yang baru masuk masa puber? Yang mulai mengenal suka antarlawan jenis? Yang sedikit dikasih kode sudah baper?