Seorang lelaki mengamati ponsel sedari tadi. Ia telah menuliskan sebuah perintah yang dikirimkan satu jam lalu. Melalui aplikasi Whatsapp (WA), perintah itu tertulis lengkap dan jelas.
Ia masih menunggu. Tanda di WA hanya centang dua berwarna hitam. Orang yang dia kirimkan pesan, belum membaca. Ia sedikit kesal, mengapa responnya lama sekali.
Corona membuat kebiasaan bekerja sebagian kita berubah. Jika dahulu semua bekerja dari kantor, sekarang, ada yang tetap bekerja dari kantor. Ada yang bekerja penuh dari rumah. Ada yang bergantian antara keduanya.
Dalam bekerja, pasti terjadi komunikasi antarpegawai. Selain kabar akan kesehatan yang terus dipantau dari hari ke hari, terutama adalah urusan pekerjaan. Bisa terjalin lewat telepon atau aplikasi perpesanan. Seringnya WA. Bahkan, ada grup WA khusus pekerjaan.
Komunikasi itu tentu diharap terjadi dua arah dan cepat. Baik yang memulai maupun yang membalas, keduanya nyambung dalam perkataan tertulis dan berhasil bekerja secara maya tanpa perlu tatap muka.Â
Ya, kita memang masih dalam tahap meminimalisir kerumunan. Namun, tidak dapat dimungkiri, ada perilaku pegawai yang lambat dalam merespons. Entah karena alasan apa, hanya pegawai bersangkutan yang bisa menjawab.
Semisal, sedang di toilet. Atau, ditelepon orang. Atau, ponselnya rusak. Atau, ponselnya habis baterai -- untuk ini seharusnya tidak, saat jam kerja. Atau, alasan lain yang seyogianya masuk akal dan dapat dipertanggungjawabkan kepada atasan.
Ya, atasan sedikit banyak kesal jika bawahannya lambat merespons.
Respons cepat memang wajib hukumnya saat ini
Bagi kita para pekerja, respons cepat perlu mendapat perhatian untuk diterapkan menjadi kebiasaan bekerja. Ini begitu dibutuhkan. Tanpanya, masalah pekerjaan sulit teratasi baik. Beberapa pihak dirugikan.
Jika dipandang dalam masa bekerja kala Corona, respons cepat adalah wajib, sebagai pengganti dan pemenuhan dari:
Bentuk nyata dari bekerja
Kala bekerja dari kantor, setiap saat antarpegawai dan atasan dapat menghampiri meja kerja dan berkomunikasi langsung dengan pegawai bersangkutan. Keduanya paham dan bekerja sama tanpa batasan jarak.
Yang diberi perintah pun secepatnya melakukan pekerjaan. Ia lekas membuka dokumen kantor. Mata sesama pegawai dan atasan menyaksikan di tempat. Respons cepat dinilai sebagai bentuk nyata dari tanggapan atas sebuah perintah.
Tidak dapat bertemu langsung
Pengganti dari ketidakhadiran di kantor oleh sebab bekerja dari rumah adalah respons cepat dalam dunia maya. Baik telepon maupun WA, itu sekiranya sama dengan presensi.
Orang yang bekerja wajib hadir selama jam kerja. Kendati tidak terpantau langsung, respons cepat membuktikannya. Ia ada, tidak mengelak, dan mudah dihubungi selama jam kerja.
Ada kebutuhan mendesak
Sesekali -- atau berkali-kali bahkan -- beberapa masalah perlu dikerjakan cepat. Perubahan di sekitar yang mendadak dan menuntut solusi kilat, hanya bisa dituntaskan dengan respons cepat.
Waktu sangat berharga. Terlewat sedikit, bisa kalah dalam persaingan. Tidak memperhatikan kejadian aktual, solusi cenderung basi. Atasan pun kerap meminta cepat, karena atasan di atasnya lagi mendesak.Â
Mendukung kinerja tim
Respons cepat juga diperlukan untuk mendukung kinerja tim. Adakalanya pegawai bekerja sendiri. Lebih seringnya bekerja bersama-sama. Jika ia lambat mengerjakan bagiannya, tentu mengganggu hasil kerja tim.
Itu menjadi sebuah kendala dalam merumuskan solusi secara komprehensif. Antarpegawai saling menunggu. Yang selesai dahulu, terkadang kesal, mengapa begitu lama bagian itu dikerjakan.
Apresiasi atas pegawai dengan respons cepat
Saya begitu yakin, pegawai bertipe ini disukai atasan. Kendati dalam responsnya tidak selalu memberikan tanggapan terbaik, ia telah menghargai komunikasi dari atasan.
Setiap waktu, ia sigap menerima perintah atas pemecahan masalah dan mencari jawaban sebagai solusinya. Ia kerap berhasil membuat atasan tenang, karena atasan percaya, ia berusaha bekerja sebaik-baiknya.Â
Ya! Respons cepat secara langsung merupakan bukti adanya keseriusan bekerja.
Keyakinan saya pun berubah menjadi kenyataan. Banyak saya saksikan, pegawai bertipe ini mendapat promosi dalam kariernya. Naik pangkat dan jabatan, karena kesigapan bekerja.
Sebuah siklus alamiah yang pasti terjadi. Yang perlahan merespons tentu tersingkirkan dengan sendirinya. Tidak ada atasan yang ingin punya anak buah yang lambat bekerja sama.
Akhir kata...
Respons cepat adalah kebiasaan baik dan ternilai apik di mata semua pegawai. Salah satu keunggulan selain kompetensi pribadi yang begitu bermanfaat untuk mencapai target kerja dan kerja sama yang maksimal, baik dengan sesama pegawai, kepada bawahan, maupun terhadap atasan.
Respons cepat juga membentuk penjenamaan diri yang memukau. Sebuah nilai lebih dalam bekerja yang memperbagus citra diri. Semua suka dan begitu puas. Perubahan-perubahan yang sangat dinamis terjadi di lapangan, dapat diantisipasi secepat-cepatnya.
Dalam kehidupan sehari-hari, contohnya Anda dengan pasangan. Bagaimana sih rasanya, Anda menunggu pesan yang tidak terbalaskan dengan cepat? Bosan? Bete? Marah? Sebal? Bertanya-tanya? Demikianlah adanya.
Yuk, mari kita budayakan respons cepat. Pasti berbuah manis. Silakan dipraktikkan.
...
Jakarta
7 Juni 2021
Sang Babu Rakyat