Di atas adalah kondisi wajar. Di luar itu, masih ada lagi penyebab yang membuat celana kerap kali melorot. Kerap kali pula kita betulkan, sampai menjadi kebiasaan.
Anda sadar atau tidak, barang sekali dua kali pasti pernah. Entah diingatkan kekasih atau istri, atau terjadi begitu saja. Terkadang, kita lupa pula, membetulkannya saat di depan dan disaksikan banyak orang.Â
Sedikit potongan celana dalam atau bokser terlihat warnanya. Senyum dan ketawa kecil di sekitar pun bermunculan. Hahaha...
Lingkar pinggang berkurang
Jika kita sedang dalam kondisi diet -- mengurangi jumlah makanan dan mengatur kalori yang masuk dalam tubuh seraya memperbanyak aktivitas -- secara alamiah, ukuran lingkar pinggang berkurang.
Lemak-lemak bergelambir mulai hilang. Sejalan dengan itu, sebagian kaum lelaki paling malas membeli celana baru. Otomatis, celana lama dengan ukuran lingkar pinggang lama sedikit kebesaran jika dipakai badan setelah diet. Maka, melorotlah celana.
Malas membeli ikat pinggang
Sebagian lelaki suka memakai yang longgar-longgar. Kebiasaan sebelum tidur misalnya. Celana dilepaskan dan hanya memakai sarung. Maka dari itu, mereka malas membeli ikat pinggang.
Lingkar celana dipakai begitu saja tanpa ada pengikat. Lebih nyaman. Konsekuensinya, sedikit pergerakan membuat celana gampang turun. Ya, kerap kali dibetulkan.
Celana bertali kolor
Yang ketiga, adakalanya celana yang digunakan bertali kolor. Sejalan dengan ketidakinginan memakai yang ketat-ketat, tali kolor ini sangat fleksibel untuk diatur tingkat kekendurannya.