Mohon tunggu...
Y. Edward Horas S.
Y. Edward Horas S. Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Cerpen Sastra Grup (cerpensastragrup.com)

Nomine Terbaik Fiksi (Penghargaan Kompasiana 2021). Peraih Artikel Terfavorit (Kompetisi Aparatur Menulis 2020). Pernah menulis opini di KompasTV. Kontributor tulisan dalam buku Pelangi Budaya dan Insan Nusantara. Pendiri Sayembara Menulis Cerpen IG (@cerpen_sastra), Pendiri Perkumpulan Pencinta Cerpen di Kompasiana (@pulpenkompasiana), Pendiri Komunitas Kompasianer Jakarta (@kopaja71), Pendiri Lomba Membaca Cerpen di IG (@lombabacacerpen), Pendiri Cerita Indonesia di Kompasiana (@indosiana_), Pendiri Tip Menulis Cerpen (@tipmenuliscerpen), Pendiri Pemuja Kebijaksanaan (@petikanbijak), dan Pendiri Tempat Candaan Remeh-temeh (@kelakarbapak). Enam buku antologi cerpennya: Rahimku Masih Kosong (terbaru) (Guepedia, 2021), Juang (YPTD, 2020), Kucing Kakak (Guepedia, 2021), Tiga Rahasia pada Suatu Malam Menjelang Pernikahan (Guepedia, 2021), Dua Jempol Kaki di Bawah Gorden (Guepedia, 2021), dan Pelajaran Malam Pertama (Guepedia, 2021). Satu buku antologi puisi: Coretan Sajak Si Pengarang pada Suatu Masa (Guepedia, 2021). Dua buku tip: Praktik Mudah Menulis Cerpen (Guepedia, 2021) dan Praktik Mudah Menulis Cerpen (Bagian 2) (Guepedia, 2021).

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Naif, 25 Tahun, dan "Posesif"

11 Mei 2021   18:13 Diperbarui: 11 Mei 2021   18:58 884
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Naif, sumber: Inews.id

Seorang sosok bergaya di depan cermin, melenggak-lenggokkan tubuhnya, begitu centil. Gaun berwarna ungu berkilat-kilat dipegangnya erat-erat. Ia sangat menyukainya.

Perlahan, ia mengenakannya. Ia memakaikan pula stoking hitam pada kedua kakinya. Ia kembali menatap cermin. Ia pandang wajahnya, lalu berias. Ia begitu ingin tampil cantik. Seperti hendak bertemu seseorang.

... Mengapa ... aku begini? Jangan kau mempertanyakan. Bila ku mati, kau juga mati. Walau tak ada cinta, sehidup semati ...

Potongan adegan dan lirik lagu di atas yang ditampilkan pada video klip berjudul "Posesif" adalah tanda pertama kali saya menyukai grup musik Naif, di antara menjamurnya grup-grup musik tahun '90-an seperti Sheila On 7, Padi, Ada Band, dan lainnya.

Pemeran video itu bernama mendiang Joko Wiryanto Suwito, atau yang tenar dengan nama Avi "Naif"atau Jeanny Stavia. Seorang waria, lahir di Jakarta, 18 Desember 1970 dan meninggal di Jakarta pula, 19 Januari 2006 (35 tahun). Beliau tidak kuat menahan serangan penyakit kanker paru-paru yang dideritanya sejak tahun 2002.

Saya suka video itu karena musiknya mendayu-dayu, konten peristiwa yang diangkat menggambarkan realitas kehidupan yang ada, dan begitu tidak biasa. Di saat grup musik lainnya mengulas percintaan sepasang kekasih, Naif menceritakan polemik kehidupan seorang waria. Unik. 

Lagu-lagu Naif lainnya

Selain itu, lagu-lagu lainnya yang melekat benar di ingatan saya meliputi "Mobil Balap" (Naif, 1998), "Jikalau" (Titik Cerah, 2002), "Benci untuk Mencinta" (Retropolis, 2005), dan "Air dan Api" (The Best, 2005).

"Mobil Balap" menggambarkan cerita seseorang yang punya mobil balap dan kisahnya mengemudikan mobil itu di jalanan. Mobil itu menemaninya dan sebagai alat ampuh mendekati para gadis.

... asoy geboy ngebut di jalanan ibu kota. Dipayungi lampu kota di sekitar kita ...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun