Mohon tunggu...
Y. Edward Horas S.
Y. Edward Horas S. Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Cerpen Sastra Grup (cerpensastragrup.com)

Nomine Terbaik Fiksi (Penghargaan Kompasiana 2021). Peraih Artikel Terfavorit (Kompetisi Aparatur Menulis 2020). Pernah menulis opini di KompasTV. Kontributor tulisan dalam buku Pelangi Budaya dan Insan Nusantara. Pendiri Sayembara Menulis Cerpen IG (@cerpen_sastra), Pendiri Perkumpulan Pencinta Cerpen di Kompasiana (@pulpenkompasiana), Pendiri Komunitas Kompasianer Jakarta (@kopaja71), Pendiri Lomba Membaca Cerpen di IG (@lombabacacerpen), Pendiri Cerita Indonesia di Kompasiana (@indosiana_), Pendiri Tip Menulis Cerpen (@tipmenuliscerpen), Pendiri Pemuja Kebijaksanaan (@petikanbijak), dan Pendiri Tempat Candaan Remeh-temeh (@kelakarbapak). Enam buku antologi cerpennya: Rahimku Masih Kosong (terbaru) (Guepedia, 2021), Juang (YPTD, 2020), Kucing Kakak (Guepedia, 2021), Tiga Rahasia pada Suatu Malam Menjelang Pernikahan (Guepedia, 2021), Dua Jempol Kaki di Bawah Gorden (Guepedia, 2021), dan Pelajaran Malam Pertama (Guepedia, 2021). Satu buku antologi puisi: Coretan Sajak Si Pengarang pada Suatu Masa (Guepedia, 2021). Dua buku tip: Praktik Mudah Menulis Cerpen (Guepedia, 2021) dan Praktik Mudah Menulis Cerpen (Bagian 2) (Guepedia, 2021).

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Artikel Berkualitas, Pentingkah?

14 April 2021   18:24 Diperbarui: 15 April 2021   00:42 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penulis adalah pembaca pertama artikelnya. Mengapa? Karena sebelum yakin bahwa pembaca beroleh manfaat, kita harus merasakan lebih dahulu. Selain itu, sebagai proses menyunting, seperti memperbaiki ejaan, salah ketik, ketepatan tanda baca, dan lainnya.

Selama membaca, kita juga menilai kemampuan menulis kita. Berapa pertanyaan yang bisa dijawab? Bila kemarin hanya "apa", sekarang bisa "apa" dan "mengapa", berarti ada kemajuan. Atau, bila kemarin menyertakan satu penyebab untuk jawab "mengapa", sekarang dapat mengagihkan tiga penyebab, itu juga kemajuan. Tentu, semua dalam koridor masuk akal.

Mengurangi Kebosanan

Bila kita berpikir itu-itu saja, tanpa berkreasi: memperbanyak kosakata, mengubah gaya menulis, mengayakan sumber data, menganalisis berbagai sudut pandang, dan lainnya, pastilah kebosanan cepat melanda. 

Pikiran kita sudah terlatih untuk menyukai hal-hal baru. Pemikiran unik yang belum pernah ada. Kita juga suka bila lebih banyak pertanyaan yang mampu otak kita jawab, bukan? Secara tidak langsung, kita seorang penemu.

Mempertahankan Mutu

Di Kompasiana, penulis bermutu gampang ditemukan. Bercentang biru pertanda mutunya tidak diragukan. Ada juga centang hijau yang tidak kalah mutunya. Tidak bercentang, pun demikian. Mereka bertiga selalu ada menghiasi jajaran Artikel Utama.

Nah, bila sudah diketahui bermutu, maka mempertahankan kualitas artikel seyogianya dilakukan. Kita tidak ingin dipandang turun mutu, bukan? Apalagi berubah warna, dari centang biru ke hijau. Rasa-rasanya sebagian besar Kompasianer tidak menghendakinya.

Mutu tulisan yang apik juga menarik banyak pembaca, dan bagi Kompasianer, sekaligus menebalkan dompet melalui penambahan K-Rewards.

Menghargai Pengorbanan Pembaca

Ada penulis, tentu ada pembaca. Selama membaca, pembaca sudah berkorban pulsa paket internet dan waktu. Itu semua bila diuangkan, apalagi untuk pembaca kelas fanatik, betapa fantastis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun