Mohon tunggu...
Y. Edward Horas S.
Y. Edward Horas S. Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Cerpen Sastra Grup (cerpensastragrup.com)

Nomine Terbaik Fiksi (Penghargaan Kompasiana 2021). Peraih Artikel Terfavorit (Kompetisi Aparatur Menulis 2020). Pernah menulis opini di KompasTV. Kontributor tulisan dalam buku Pelangi Budaya dan Insan Nusantara. Pendiri Sayembara Menulis Cerpen IG (@cerpen_sastra), Pendiri Perkumpulan Pencinta Cerpen di Kompasiana (@pulpenkompasiana), Pendiri Komunitas Kompasianer Jakarta (@kopaja71), Pendiri Lomba Membaca Cerpen di IG (@lombabacacerpen), Pendiri Cerita Indonesia di Kompasiana (@indosiana_), Pendiri Tip Menulis Cerpen (@tipmenuliscerpen), Pendiri Pemuja Kebijaksanaan (@petikanbijak), dan Pendiri Tempat Candaan Remeh-temeh (@kelakarbapak). Enam buku antologi cerpennya: Rahimku Masih Kosong (terbaru) (Guepedia, 2021), Juang (YPTD, 2020), Kucing Kakak (Guepedia, 2021), Tiga Rahasia pada Suatu Malam Menjelang Pernikahan (Guepedia, 2021), Dua Jempol Kaki di Bawah Gorden (Guepedia, 2021), dan Pelajaran Malam Pertama (Guepedia, 2021). Satu buku antologi puisi: Coretan Sajak Si Pengarang pada Suatu Masa (Guepedia, 2021). Dua buku tip: Praktik Mudah Menulis Cerpen (Guepedia, 2021) dan Praktik Mudah Menulis Cerpen (Bagian 2) (Guepedia, 2021).

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Dari Cerpen, Saya Belajar Mencintai Masalah

8 April 2021   09:18 Diperbarui: 8 April 2021   11:10 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semakin unik, semakin keren bukan? Masalah unik, solusinya juga aneh sampai tidak tertebak pembaca. Tidak biasa dan tentu menyegarkan, karena dipandang sebagai cerita baru oleh pembaca.

Apakah dari paragraf solusi di atas, Anda ada yang terpikir, gadis itu kabur dari rumah karena tidak kuat dipaksa ibunya? Atau, membunuh ibunya saking jengkel? Atau, bahkan bunuh diri karena sudah stres? 

Terserah, Anda bebas menulis solusi sebagai akhir cerita, menurut pandangan masing-masing. Pembaca juga bebas menirunya atau sekadar menganggapnya bacaan saja. Solusi terbaik dan tidak menyesatkan memang hanya datang dari Yang Kuasa.

Atas semuanya itu, saya sendiri jadi belajar mencintai masalah. Masalah yang tidak bisa dihindari, akan saya renungi dan tangkap idenya untuk sebuah cerpen. Cerpen-cerpen saya terus tertulis dengan beragam masalah, baik pribadi maupun modifikasi masalah dari hasil membaca cerpen. Saya akan terus "cari masalah", agar cerpen-cerpen saya tidak itu-itu saja, sehingga cepat membosankan.

Apakah Anda punya masalah? Boleh ceritakan pada saya, nanti saya tuliskan jadi cerpen. Atau, Anda bingung menghadapi masalah? Tuliskanlah dalam cerpen, ketika sendiri saat malam atau pagi hari, dengan kondisi tenang. Nanti secara mengalir, akan ada solusi jernih yang timbul. Lebih jernih lagi, bila berdoa terlebih dahulu.

Ketiga paragraf utama di atas, jika ditambahkan beberapa rangkaian kalimat menarik, bisa menjadi sebuah cerpen. Mungkin saya akan beri judulnya "Dilema Seorang Gadis".

Akhirnya, masalah bisa menjadi karya, bukan? Bila sudah banyak, dapat dibukukan dan setelah dijual menjadi duit, bukan? Masalah jadi berguna. Selain mendewasakan, menjadikan kita ternama, karena gelar penulis cerpen tersematkan.

Anda tidak percaya? Saya sudah mengalaminya. Buktikanlah sendiri.

Semoga tulisan ini bermanfaat bagi Anda.

...

Jakarta

8 April 2021

Sang Babu Rakyat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun