Mohon tunggu...
Y. Edward Horas S.
Y. Edward Horas S. Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Cerpen Sastra Grup (cerpensastragrup.com)

Nomine Terbaik Fiksi (Penghargaan Kompasiana 2021). Peraih Artikel Terfavorit (Kompetisi Aparatur Menulis 2020). Pernah menulis opini di KompasTV. Kontributor tulisan dalam buku Pelangi Budaya dan Insan Nusantara. Pendiri Sayembara Menulis Cerpen IG (@cerpen_sastra), Pendiri Perkumpulan Pencinta Cerpen di Kompasiana (@pulpenkompasiana), Pendiri Komunitas Kompasianer Jakarta (@kopaja71), Pendiri Lomba Membaca Cerpen di IG (@lombabacacerpen), Pendiri Cerita Indonesia di Kompasiana (@indosiana_), Pendiri Tip Menulis Cerpen (@tipmenuliscerpen), Pendiri Pemuja Kebijaksanaan (@petikanbijak), dan Pendiri Tempat Candaan Remeh-temeh (@kelakarbapak). Enam buku antologi cerpennya: Rahimku Masih Kosong (terbaru) (Guepedia, 2021), Juang (YPTD, 2020), Kucing Kakak (Guepedia, 2021), Tiga Rahasia pada Suatu Malam Menjelang Pernikahan (Guepedia, 2021), Dua Jempol Kaki di Bawah Gorden (Guepedia, 2021), dan Pelajaran Malam Pertama (Guepedia, 2021). Satu buku antologi puisi: Coretan Sajak Si Pengarang pada Suatu Masa (Guepedia, 2021). Dua buku tip: Praktik Mudah Menulis Cerpen (Guepedia, 2021) dan Praktik Mudah Menulis Cerpen (Bagian 2) (Guepedia, 2021).

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Kucing Kakak

27 Januari 2021   18:16 Diperbarui: 29 Januari 2021   22:47 1175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemandangan saya sehari-hari hanya melihat mereka--saya rasa hampir semua kucing di kota saya--mengantre, berjumlah ratusan itu, membeludak memenuhi teras rumah kami, menunggu biskuit ikan dan daging sapi dari kakak. Dasar kucing biskuit!

Lama-kelamaan, karena tidak ada pemangsa, populasi tikus di kota saya bertambah cepat dan merajalela. Sebagian warga terus mengeluh karena barang-barang mereka banyak rusak digigit tikus. 

Sebagian lagi terserang penyakit pes, termasuk saya. Sampai-sampai, saya harus terkapar seminggu di rumah sakit. Kakak masih terus saja memberi makan kucingnya dengan biskuit.

Bapak, ibu, dan saya ingin sekali melarang kebiasaan kakak membiasakan kucingnya makan biskuit. Tetapi, bagaimana kami berbicara, sementara biaya hidup kami ditanggung olehnya? Biaya sekolah saya dipenuhinya?

Di satu sisi, saya ingin menjadi seperti kucing kakak. Diperhatikan dan disayang setiap hari. Di sisi lain, ingin saya bunuh dan bakar semua kucing itu. Tega-teganya dia lebih mencintai kucingnya daripada kotanya sendiri.

...

Jakarta
27 Januari 2021
Sang Babu Rakyat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun