Mohon tunggu...
Y. Edward Horas S.
Y. Edward Horas S. Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Cerpen Sastra Grup (cerpensastragrup.com)

Nomine Terbaik Fiksi (Penghargaan Kompasiana 2021). Peraih Artikel Terfavorit (Kompetisi Aparatur Menulis 2020). Pernah menulis opini di KompasTV. Kontributor tulisan dalam buku Pelangi Budaya dan Insan Nusantara. Pendiri Sayembara Menulis Cerpen IG (@cerpen_sastra), Pendiri Perkumpulan Pencinta Cerpen di Kompasiana (@pulpenkompasiana), Pendiri Komunitas Kompasianer Jakarta (@kopaja71), Pendiri Lomba Membaca Cerpen di IG (@lombabacacerpen), Pendiri Cerita Indonesia di Kompasiana (@indosiana_), Pendiri Tip Menulis Cerpen (@tipmenuliscerpen), Pendiri Pemuja Kebijaksanaan (@petikanbijak), dan Pendiri Tempat Candaan Remeh-temeh (@kelakarbapak). Enam buku antologi cerpennya: Rahimku Masih Kosong (terbaru) (Guepedia, 2021), Juang (YPTD, 2020), Kucing Kakak (Guepedia, 2021), Tiga Rahasia pada Suatu Malam Menjelang Pernikahan (Guepedia, 2021), Dua Jempol Kaki di Bawah Gorden (Guepedia, 2021), dan Pelajaran Malam Pertama (Guepedia, 2021). Satu buku antologi puisi: Coretan Sajak Si Pengarang pada Suatu Masa (Guepedia, 2021). Dua buku tip: Praktik Mudah Menulis Cerpen (Guepedia, 2021) dan Praktik Mudah Menulis Cerpen (Bagian 2) (Guepedia, 2021).

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Paperless, E-Book, dan Potensi Hilangnya Buku Cetak

26 Agustus 2020   06:33 Diperbarui: 26 Agustus 2020   08:50 507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Buku Cetak, Sumber:https://edukasi.kompas.com/ 

E-Book

Penerapan paperless dalam dunia tulis menulis terlihat dengan berkembangnya buku elektronik atau e-book. Buku yang bisa dibeli secara online dengan harga tertentu ini, dibaca melalui gawai tanpa perlu dicetak menggunakan kertas.

Berdasarkan survey Gramedia Digital Tahun 2019, sebanyak 85% dari total responden pengguna media digital memilih e-book sebagai media digital yang paling banyak digunakan dibanding media lainnya.

Dilanjut, dari 85%, pemilih terbanyak berasal dari gen Y, yang saat ini berusia 25 hingga 40 tahun. Alasan yang mereka kemukakan mengapa lebih suka e-book di antaranya dipengaruhi gaya hidup simpel dan praktis, lebih ramah lingkungan, ekonomis, modern, terbaru, dan alasan lainnya.

Ilustrasi Gen Y, Sumber:https://www.kubikleadership.com/ 
Ilustrasi Gen Y, Sumber:https://www.kubikleadership.com/ 
Hasil survey ini terlihat sejalan dengan pencapaian tujuan paperless. Bila gen Y saja sudah suka dengan e-book, bisa dibayangkan generasi setelahnya, yang lebih melek teknologi. E-book akan menjadi pilihan utama.

Dilema...

Di sisi lain, ke depan, andai kertas sepenuhnya tak digunakan lagi dan keberadaan e-book semakin menjamur, maka bagi sebagian penulis yang terbiasa bangga berfoto dengan atau memperlihatkan buku cetak karyanya, harus segera beradaptasi. 

Nantinya, hanya memperlihatkan foto digital bukunya melalui gawai di tangannya. Besar kemungkinan pula, tak akan terlihat lagi tumpukan rak-rak penuh buku di perpustakaan sekitar.

Selain itu, bagi pembaca, juga harus pandai-pandai mengatur pencahayaan gawai, agar tidak berdampak buruk bagi kesehatan mata ketika membaca e-book. Jujur, aku sendiri gampang lelah mata ketika membacanya. Belum lagi, nasib perusahaan jasa percetakan. 

Ilustrasi Membaca E-Book, Sumber:https://jurnalapps.co.id/ 
Ilustrasi Membaca E-Book, Sumber:https://jurnalapps.co.id/ 
Jadi, akankah masa dimana buku cetak hilang dari peredaran benar-benar terjadi? Bilapun harus terjadi, segeralah kita beradaptasi. 

...

Jakarta

26 Agustus 2020

Sang Babu Rakyat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun