Masuk ke inti dari pokok bahasan kita. Lalu bagaimana menghitung tingkat ketenaran seseorang? Ini dia gambarannya.
Kalau kita ingin seseorang menjadi semakin tenar, jadilah satu dari antara kedua kaum yang pertama, yaitu fans atau haters. Ketika kita terhitung sebagai anggota fans, maka kita berhasil menenarkan dia dengan segala tampilan kelebihannya. Sedangkan kalau kita menjadi bagian dari kaum haters, kita pun juga berhasil menenarkan dia dengan segala tampilan keburukannya. Apapun itu, mau kelebihan ataupun keburukan, nama dia tetap selalu disebut dalam setiap pemberitaan yang fans atau haters sebarkan, sehingga itu tidak mengurangi tingkat ketenaran dia. Ya, dia malah semakin tenar.
Di sisi lain, ketika kita tidak ingin membuat dia semakin tenar, maka mendaftarlah sebagai kaum yang ketiga, yaitu kaum apatis. Dalam kaum ini, tidak akan ada pembahasan yang menyinggung sedikitpun tentang nama dia, karena kaum ini tidak tertarik untuk mengetahui segala seluk beluk kehidupannya. Lebih lagi, terkadang ketika disebut namanya di depan kaum ini, mereka mengaku baru pertama kali mungkin mendengarnya.
Berangkat dari asumsi bahwa ketenaran itu adalah keterkenalan dalam jumlah mayoritas sekelompok orang (populasi), dan semisal jumlah populasi adalah 100 orang, maka dia bisa dikatakan tenar ketika jumlah anggota kaum pertama dan kedua di atas 50 orang, minimal 51. Tetapi ketika anggota kaum yang ketiga ternyata berjumlah 51 orang, maka dia tidak bisa dikatakan tenar dalam populasi tersebut.
Jika ditulis dalam rumus matematika, seseorang dikatakan tenar jika:
∑Fans + ∑Haters > 50%n V ∑Apatis < 50%n
Sebaliknya, orang disebut dapat dilabeli sebagai orang yang tidak tenar ketika:
∑Fans + ∑Haters < 50%n V ∑Apatis > 50%n.
Disini, ∑ adalah jumlah, V adalah “atau”, dan n adalah populasi.
Jadi, jika kita bertujuan untuk menenarkan atau tidak menenarkan seseorang, kita sudah tahu sekarang harus berada dalam posisi kaum yang mana.
Kesimpulannya, sudah tenarkah Kekeyi?
Hitung dulu hasil dari rumus matematikanya ya,
Hehe.
Jakarta,
5 Juni 2020