Mohon tunggu...
Horasi Parada Banestota
Horasi Parada Banestota Mohon Tunggu... Mahasiswa

Mahasiswa aktif Program Studi Manajamen Bisnis Pariwisata Universitas Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Trip

Manajemen Risiko Di Desa Wisata Les: Menjaga Keindahan di Tengah Bencana

24 Maret 2025   21:01 Diperbarui: 24 Maret 2025   21:01 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Air Terjun di Desa Wisata Les (Sumber: Jadesta)

Desa Les di Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng, Bali, baru saja mendapat pengakuan nasional setelah memenangkan penghargaan Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2024 dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI. Keindahan alamnya yang memukau berpadu dengan komitmen kuat terhadap pengelolaan risiko bencana, menjadikannya Desa Wisata Tangguh Bencana (Dewitana) pertama di Buleleng.

Sebagai daerah dengan potensi bencana yang tinggi, Desa Les membuktikan bahwa keberlanjutan pariwisata hanya dapat dicapai melalui perencanaan mitigasi yang matang. Artikel ini membahas bagaimana Desa Les menghadapi tantangan risiko bencana serta strategi yang diterapkan untuk memastikan keamanan dan kenyamanan wisatawan.

Ancaman Bencana dan Tantangan Pengelolaan

Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Buleleng, Desa Les menghadapi berbagai potensi bencana, termasuk kebakaran hutan dan lahan, cuaca ekstrem yang mengancam aktivitas bahari, tanah longsor, serta risiko gempa bumi dan tsunami. Dalam kurun waktu 2021 hingga 2023, beberapa kejadian bencana telah melanda kawasan ini, menegaskan pentingnya kesiapsiagaan dan strategi mitigasi yang efektif.

Strategi Mitigasi dan Manajemen Risiko

Dalam menghadapi tantangan tersebut, pemerintah desa bersama masyarakat dan berbagai pihak telah menerapkan langkah-langkah strategis. Pembentukan Forum Pengurangan Risiko Bencana (PRB) menjadi salah satu kunci utama. Forum ini aktif melakukan pelatihan, simulasi evakuasi, dan edukasi kepada warga serta pelaku usaha wisata agar lebih siap dalam menghadapi kemungkinan bencana.

Dukungan regulasi juga menjadi faktor penting. Dengan adanya kebijakan berbasis mitigasi bencana yang tertuang dalam Peraturan Bupati Buleleng Nomor 59 Tahun 2022, Desa Les memiliki landasan yang jelas dalam pengelolaan risiko. Hal ini diperkuat dengan penyediaan sarana dan prasarana seperti sistem peringatan dini, jalur evakuasi, serta tempat perlindungan sementara bagi warga dan wisatawan.

Foto: Sandiaga Uno saat berkunjung ke Desa Wisata Les (Sumber: Kompas.com) 
Foto: Sandiaga Uno saat berkunjung ke Desa Wisata Les (Sumber: Kompas.com) 

Pemberdayaan masyarakat turut menjadi perhatian utama. Para pelaku wisata, seperti pemilik homestay dan nelayan, diberikan pelatihan mengenai langkah-langkah penyelamatan diri serta cara memberikan informasi kepada wisatawan dalam situasi darurat. Dengan demikian, keberlanjutan sektor pariwisata tetap terjaga tanpa mengabaikan aspek keselamatan.

Dampak Positif bagi Keberlanjutan Pariwisata

Upaya mitigasi yang diterapkan di Desa Les membawa berbagai dampak positif. Selain meningkatkan rasa aman bagi wisatawan, strategi ini juga berkontribusi dalam menjaga stabilitas ekonomi lokal dengan mengurangi dampak kerugian akibat bencana. Selain itu, komitmen terhadap kelestarian lingkungan, terutama dalam pencegahan kebakaran hutan dan perlindungan ekosistem laut, semakin memperkuat citra Desa Les sebagai destinasi wisata yang berkelanjutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun