Mohon tunggu...
Honing Alvianto Bana
Honing Alvianto Bana Mohon Tunggu... Petani - Hidup adalah kesunyian masing-masing

Seperti banyak laki-laki yang kau temui di persimpangan jalan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mental feodal dan Sopan-santun Omong-kosong

24 April 2020   20:37 Diperbarui: 24 April 2020   21:06 2220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kebiasaan "jilat atas dan injak bawah" itu pun kita lihat hampir setiap hari. Orang-orang sibuk dengan sopan-santun kepada para elite, tapi sangat ganas ketika berhadapan dengan masyrakat bawah (baca: masyarakat miskin dan masyarakat desa).

Mereka ini, sangat keras saat menuntut kepala desa untuk melakukan transparansi anggaran, tapi diam membisu saat mengetahui bahwa para kepala pun tidak pernah melakukan hal tersebut.

Disisi yang lain, para pemangku kebijakan kita juga pintar bersandiwara. Dihadapan publik, mereka bertutur begitu indah dengan menggunakan diksi-diksi agama dalam setiap pertemuan, tapi dalam hatinya tersembunyi keangkuhan yang luar biasa.

Yang tersisa dari kolonial dan sistem feodal

Hari ini, sistem penjajahan itu sudah tidak ada. Tapi selama menjajah, ia meninggalkan sistem yang mengurat dan mengakar. Yang nantinya dipakai oleh elite kaum pribumi.

Kalau dulu, kekuasaan dipegang oleh raja dan keluarganya. kini, kekuasaan ada ditangan kaum terdidik dengan mental kolonial. Sama seperti raja tempo dahulu, banyak dari mereka juga arogan. Selalu ingin dihormati dan di dengar.

Mereka juga pandai berselingkuh dengan siapapun, asal menguntungkan. Tak peduli dengan kesusahan yang dialami oleh masyarakat, terutama masyrakat miskin dan masyrakat desa. Mereka juga akan berusaha untuk melanggengkan sistem feodal yang buruk itu. Intinya, pola yang mereka gunakan sama seperti jaman kolonial, mereka kehilangan aspek kemanusiannya.

Struktur feodal semacam ini masih sangat kuat di berbagai daerah di Indonesia. Hanya rupa dan bentuknya saja yang berbeda.

Bagi saya, kita harus menjadi manusia merdeka. Merdeka itu adalah saat kita berhasil bebas dari paham purba dan kolot semacam ini.

Kita menghargai setiap orang dengan tulus karna kita setara sebagai manusia dihadapan Tuhan. Bukan menghargai orang karna status bangsawannya atau kekuatan ekonominya.

Jadi, sudah saatnya kita mendeteksi, menyadari dan menolak sistem feodalisme ini. Sistem ini seringkali bersembunyi dengan sangat rapi dalam kebudayaan kita sehingga tidak kita sadari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun