Mitos ini melekat erat dibenak masyarakat Gunungkidul, banyak orang yang mempercayainya. Walaupun tidak bisa menjelaskan secara rinci, masyarakat Gunung Kidul masih percaya akan adanya mitos tersebut. Mereka percaya, bila benda berwarna merah itu melintas, maka ada seorang warga yang mengakhiri hidupnya dengan gantung diri.
"Kita tidak menolak fakta pulung gantung yang dibicarakan terus menerus, tetapi kita mencoba hadir dalam bentuk lain, siapa tahu dari berbagai sudut pandang ini akan lebih positif…kalau kita bedah dengan sederhana saja, 80 persen orang bunuh diri ini karena depresi," jelas Sigit Wage Dhaksinarga dari IMAJI.
Pulung gantung seperti dijadikan sebuah alibi untuk menutupi kasus yang sebenarnya terjadi. Depresi adalah pemegang masalah utama. Dengan itu, sangat dibutuhkan suatu Lembaga yang mungkin dapat membantu masyarakat Gunungkidul dalam mengatasi masalahnya.
Kasus gantung diri di Gunungkidul terus meningkat karena banyak hal, namun yang menjadi faktor utama tetaplah depresi. Penyebab depresi memang seringkali tidak dapat dihindari, namun setidaknya kita tahu cara untuk mengatasinya. Oleh karena itu, marilah kita bersama sama saling mendukung dan saling membantu dalam mengatasi suatu masalah. Tak selalu mengulurkan tangan, cukup menjadi bahu untuk bersandar dan mengingatkannya untuk bersujud.
“Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing” saling membantu untuk meringankan masalah oranglain, perbuatan mulia yang sangat mudah dilakukan.