Mohon tunggu...
Hokky Zielma Puruhita Nagari
Hokky Zielma Puruhita Nagari Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Saya Mahasiswa Baru 2021

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Angka Gantung Diri di Gunungkidul Terus Meningkat, Kenapa?

21 Oktober 2021   01:49 Diperbarui: 21 Oktober 2021   01:58 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Mitos ini melekat erat dibenak masyarakat Gunungkidul, banyak orang yang mempercayainya. Walaupun tidak bisa menjelaskan secara rinci, masyarakat Gunung Kidul masih percaya akan adanya mitos tersebut. Mereka percaya, bila benda berwarna merah itu melintas, maka ada seorang warga yang mengakhiri hidupnya dengan gantung diri.

"Kita tidak menolak fakta pulung gantung yang dibicarakan terus menerus, tetapi kita mencoba hadir dalam bentuk lain, siapa tahu dari berbagai sudut pandang ini akan lebih positif…kalau kita bedah dengan sederhana saja, 80 persen orang bunuh diri ini karena depresi," jelas Sigit Wage Dhaksinarga dari IMAJI.

Pulung gantung seperti dijadikan sebuah alibi untuk menutupi kasus yang sebenarnya terjadi. Depresi adalah pemegang masalah utama. Dengan itu, sangat dibutuhkan suatu Lembaga yang mungkin dapat membantu masyarakat Gunungkidul dalam mengatasi masalahnya.

Kasus gantung diri di Gunungkidul terus meningkat karena banyak hal, namun yang menjadi faktor utama tetaplah depresi. Penyebab depresi memang seringkali tidak dapat dihindari, namun setidaknya kita tahu cara untuk mengatasinya. Oleh karena itu, marilah kita bersama sama saling mendukung dan saling membantu dalam mengatasi suatu masalah. Tak selalu mengulurkan tangan, cukup menjadi bahu untuk bersandar dan mengingatkannya untuk bersujud.

“Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing” saling membantu untuk meringankan masalah oranglain, perbuatan mulia yang sangat mudah dilakukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun