Mohon tunggu...
Hoja Nasarudin
Hoja Nasarudin Mohon Tunggu... -

Urip kuwi mung mampir ngombe, ora bakal urip selawase ( Hidup itu Cuma ibarat mampir minum , ga bakal hidup selamanya )

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

Kreatif "Makar", Tabur Paku, Mari Berpesta

3 Desember 2016   09:20 Diperbarui: 3 Desember 2016   09:34 2122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau kebencian sudah diubun-ubun, logika dan kebenaran selalu kalah dengan emosi dan kedengkian, begitu juga perilaku wak Oding tiap kali melihat pak Kades lewat, jangankan pak Kades, liat mobil pak Kades lewat saja, sudah mual perut wak Oding.

Hari itu, Wak Oding punya pemikiran "kreatif", karena tau jalur pulang pergi pak Kades dan mobilnya, wak Oding menebar paku di jalan yang akan dilewati pak Kades, ini jelas "makar", ini mengganggu pak Kades dalam menjalankan tugas memerintah desa.

Sambil senyum mengembang, wak Oding mulai menebar paku di jalan, perhitungan wak Oding, setengah jam lagi mobil pak Kades lewat, dan dalam benaknya, nanti mobil kempes, dan pak Kades kerepotan dengan mobilnya, dan di desa ini tidak ada tambal ban, akan makin repot saja pak Kades nanti. Demikian pemikiran wak Oding sambil senyum -senyum jahatnya.

Tidak ada kejahatan yang sempurna, meski sudah diyakini aman dan terkendali, perilaku wak Oding dilihat oleh Hoja, semula Hoja tidak tau apa yang dilakukan oleh Wak Oding, namun sepeninggal wak Oding sehabis tebar paku, Hoja paham niat buruk wak Oding terhadap pak Kades, dengan melihat paku yang ditebarnya.

Hoja berhitung, seandainya mobil pak Kades kena paku, pasti akan berhenti di lapangan tempat biasa Hoja dan anak-anak lain bermain bola.

Dan tepatlah perhitungan Hoja, sejam kemudian, mobil pak Kades berhenti diujung lapangan, Dan kemudian Hoja bersama anak-anak membantu mobil pak Kades yang kempes, dengan mengisi ban mobil tersebut dengan rumput hingga terisi penuh, hingga ban mobil pak Kades bisa berjalan ke tambal ban terdekat di desa tetangga.

Sebagai tanda terima kasih, pak Kades memberi Hoja dan anak-anak uang, dengan suka cita pula Hoja dan anak-anak berpesta dengan membelanjakan uang tersebut membeli minuman bersoda dan meminumnya dengan riang gembira.

Hoja dan anak-anak mungkin senang dan gembira, namun tidak dengan Wak Oding, dia menegur Hoja. "Hoja, kenapa kamu membantu pak Kades, waktu mobil dia kempes bannya?" tanya wak Oding ketus.

"Pak Kades sedang kena musibah, ban mobilnya tertusuk paku, ya saya dan anak-anak berusaha membantu yang kena musibah, kalau wak Oding kena musibah, sayapun akan bantu wak Oding, jika saya tau dan ditempat wak Oding kena musibah," jawab Hoja.

"Kenapa pula Wak Oding keberatan saya membantu, mestinya kan wak Oding setuju dengan kegiatan saya dan anak-anak membantu pak Kades?" tanya Hoja.

"Gundulmu setuju, paku itu aku yang tabur, aku ingin pak Kades sengsara, kerepotan dengan mobilnya yang kempes, eh malah kamu dan anak-anak membantunya, sial," umpat wak Oding.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun