Mohon tunggu...
Hara Nirankara
Hara Nirankara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Buku
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis Buku | Digital Creator | Member of Lingkar Kajian Kota Pekalongan -Kadang seperti anak kecil-

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Pengalaman "Out of Body Experience", Kenikmatan Surga yang Sesungguhnya

23 Oktober 2020   02:12 Diperbarui: 25 Oktober 2020   17:43 2530
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Visualisasi ketika sedang kolaps/dokpri

Herdy langsung berkata, bahwa apa yang Saya lakukan adalah OBE. Betapa irinya Ia saat itu mendengarkan cerita Saya yang bisa melakukan OBE yang disengaja. Karena Ia sendiri sudah sering mencoba untuk OBE, tapi tidak pernah berhasil. 

Herdy juga mengatakan hal yang sama seperti yang Anderson bilang, bahwa Saya bisa saja tersesat selamanya dalam dimensi lain jika Saya sudah terlalu nyaman dengan sensasi OBE. 

Tapi Saya tidak pernah takut, karena Saya sendiri sudah pernah diperingatkan oleh guru spiritual Saya. Beliau berkata, Saya harus bisa menciptakan batas ketika sedang meditasi. Karena jika tidak, ruh Saya akan keluar dari tubuh dan tidak akan pernah kembali lagi.

Peristiwa OBE selanjutnya terjadi ketika Saya sedang mengkonsumsi obat, bukan sabu atau ganja, atau pil kimia. Kejadiannya pada bulan Agustus 2020. Saat sedang pusing-pusingnya, tiba-tiba Saya terjatuh dari kursi yang sedang Saya duduki. 

Posisinya, Saya sedang melihat diri Saya sedang terkapar di tanah, lalu tiba-tiba saja semua benda yang berada di sekitar Saya berputar (mungkin sama seperti orang yang terkena vertigo). Namun yang berputar itu bukan benda padat, melainkan memori-memori yang terjadi dalam hidup Saya. 

Memori-memori itu berputar terus tanpa henti, dan suara-suara memori yang Saya dengar selalu berulang terus-menerus, persis seperti de javu. Saat itu Saya terus melawan agar memori-memori itu berhenti, namun tidak bisa. Lalu Saya mendengar suara teman terbaik Saya yang lainnya, yang kebetulan saat itu sedang menyaksikan Saya tengah kolaps, yaitu Raksa.

Raksa berkata, "sudah, jangan dilawan. Ikuti saja. Temen gua kuat kok, pasti bisa melaluinya." Suara dari Raksa yang Saya dengar itu terus berulang, hingga membuat Saya berhenti melawan. Ketika Saya sudah pasrah, tak melawan semua memori yang berputar itu, tiba-tiba Saya berada di sebuah rumah gubuk, yang di depannya ada sebuah pohon. 

Saat itu suasana sekitar gubuk sangat sunyi, lalu kemudian memori-memori itu datang lagi dan kembali berputar. Saya pasrah, tak melakukan perlawanan sedikit pun. Dan ketika semuanya lenyap menjadi hitam, Saya berpikir kalau Saya sudah mati. 

Dalam hati Saya berkata, Saya ikhlas jika hanya sampai sini saja jantung Saya berdetak. Semuanya benar-benar gelap, dan Saya merasa senang karena Saya pikir, Saya sudah mati. Kenapa Saya senang? Karena sudah tidak ada lagi beban yang menempel pada diri Saya, semuanya lenyap dan rasanya sangat damai sekali. 

Namun sialnya, ternyata Saya melihat cahaya. Dan setelah Saya sadari, ternyata Saya sedang membuka mata secara perlahan. Sial memang, harus kembali ke dalam peradaban yang rumit ini, berhadapan kembali dengan kenyataan-kenyataan hidup yang sebenarnya sudah membuat Saya sangat  bosan. Dan ketika Saya sudah sadar, semua teman Saya yang berada di sana menertawai. Benar-benar sial. Malunya tiada terkira.

Pengalaman OBE yang menakutkan itu tidak membuat Saya jera. Justru Saya semakin tertarik dan mengkonsumsi obat yang sama, namun bukan sebagai sebuah kebiasaan. Ketika dirasa tubuh Saya sudah goyang, 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun