Bibit yang tidak memenuhi standar akan dikembalikan ke kebun untuk diperbaiki kualitasnya melalui perawatan ulang.
Tantangan dalam Produksi dan Operasi
Beberapa tantangan yang dihadapi Botani Mart dalam aspek produksi dan operasi antara lain:
•Waktu Produksi yang Lama: Proses budidaya bibit, terutama durian, membutuhkan waktu yang panjang hingga siap jual.
•Teknologi yang Kurang Efektif: Uji coba penggunaan sprinkler dinilai tidak berhasil karena boros listrik dan distribusi air yang tidak merata, sehingga metode manual tetap dipilih.
•Ketersediaan dan Pengelolaan Input Produksi: Botani Mart belum memiliki pemasok tetap untuk pupuk dan masih membeli secara fleksibel dari agen lokal, yang membuat biaya dan ketersediaan tidak selalu stabil.
Strategi Keberlanjutan
Untuk menjawab tantangan tersebut, beberapa strategi keberlanjutan yang dapat diterapkan Botani Mart antara lain:
1.Optimalisasi Teknologi Produksi
Mengganti sprinkler dengan sistem drip irrigation (irigasi tetes) yang lebih hemat air dan energi, sekaligus memastikan distribusi air lebih merata ke akar tanaman.
2.Kemitraan dengan Pemasok
Menjalin kerja sama jangka panjang dengan pemasok pupuk dan media tanam untuk menjamin ketersediaan bahan baku dan memperoleh harga yang lebih kompetitif.
3.Penerapan Sistem Produksi Bertahap
Menyusun jadwal tanam dan okulasi secara bertahap agar ketersediaan bibit tidak tergantung pada satu periode panen, serta memudahkan perencanaan stok dan penjualan.
4.Digitalisasi Pengawasan Produksi
Mengembangkan sistem pencatatan sederhana berbasis aplikasi untuk memantau perkembangan tanaman dan mencatat kebutuhan produksi secara real-time.
Peluang Keberlanjutan Bisnis
Meskipun menghadapi sejumlah tantangan, Botani Mart memiliki peluang besar untuk mempertahankan dan mengembangkan bisnisnya ke depan. Beberapa peluang tersebut antara lain:
•Produk Unggulan yang Spesifik: Bibit tanaman eksklusif seperti durian musang king dan anggur impor memiliki pasar yang kuat dan berkelanjutan.
•Dukungan Akademik: Sebagai unit usaha IPB University, Botani Mart memiliki akses terhadap riset, inovasi, dan sumber daya manusia yang kompeten.
•Permintaan Bibit yang Stabil: Permintaan bibit tanaman cenderung meningkat pada musim hujan dan awal tahun tanam, serta didukung tren berkebun di kalangan masyarakat urban.
•Segmentasi Pasar yang Luas: Pelanggan berasal dari berbagai daerah, mulai dari Pulau Jawa hingga Aceh dan Riau.
Penutup
Manajemen produksi dan operasi merupakan fondasi penting dalam menjaga keberlanjutan bisnis UMKM, terutama di sektor agribisnis seperti Botani Mart. Meskipun proses produksi yang dijalankan sudah cukup sistematis, masih terdapat beberapa kendala teknis dan efisiensi yang dapat diperbaiki melalui pemanfaatan teknologi dan penguatan kemitraan.
Kesimpulan:
Botani Mart telah berhasil menerapkan manajemen produksi dan operasi secara terstruktur, namun masih menghadapi tantangan dalam hal efisiensi waktu, penggunaan teknologi, dan kestabilan pasokan bahan baku.
Rekomendasi:
Diperlukan strategi peningkatan efisiensi operasional melalui penggunaan teknologi irigasi hemat energi, sistem manajemen produksi berbasis data, serta kerja sama jangka panjang dengan pemasok. Dengan langkah tersebut, Botani Mart dapat terus berkembang sebagai UMKM agribisnis yang adaptif, profesional, dan berdaya saing tinggi.