Mohon tunggu...
Hizkia Nandana Umbu Kawuji
Hizkia Nandana Umbu Kawuji Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Mempelajari hal hal yang baru

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Lawas! Pandangan Khalayak terhadap Film "Dumbo (1941)" serta Kontroversinya

8 November 2022   08:55 Diperbarui: 8 November 2022   09:13 525
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://kuliah.uajy.ac.id/mod/resource/view.php?id=8107Image caption

Kontroversi dalam film “Dumbo (1941)”

Meskipun film ini sangat menyita perhatian baik anak-anak pada kala itu, Dumbo (1941) memiliki beberapa hal yang cukup kontroversial. Kontroversi pertama yakni, terdapat adegan yang menunjukan seekor tikus bernama Timothy mengajak Dumbo untuk mengonsumsi minuman beralkohol yang kemudian membuat Dumbo melakukan perjalanan psikedelik dikarenakan ia sedang berada dibawah pengaruh minuman alcohol tersebut. Tentunya hal ini sangat tidak cocok untuk dilihat oleh anak-anak kecil karena hal tersebut bisa saja dibenarkan dan dilakukan oleh mereka yang tentunya hal tersebut dapat mencelakakan diri mereka sendiri.

Kontroversi selanjutnya yakni, penulis berasumsi bahwa sirkus hewan merupakan salah satu bentuk nyata dari eksploitasi hewan karena dalam film tersebut, memperlihatkan hewan-hewan yang dapat dikatakan hidup dalam tekanan sirkus yang membuat mereka kehilangan kebebasan dan kemerdekaan bagi diri mereka sendiri. Hewan-hewan di sirkus juga seringkali diperlakukan kasar oleh pemilik sirkus sehingga, hal tersebut merupakan sesuatu yang cukup bertentangan dengan pola pikir penulis.

Meskipun memiliki beberapa kontroversi, film ini tetap mendapatkan posisi yang cukup baik di dalam hati generasi-generasi muda saat ini. Seperti contohnya 3 narasumber yang telah penulis wawancarai terkait film ini.

https://www.pngwing.com/id/free-png-dxsis
https://www.pngwing.com/id/free-png-dxsis

Pandangan khalayak tentang Film Dumbo (1941) serta kontroversinya

Penulis mengumpulkan 3 narasumber yang bernama Kia(18 tahun), Urlan(18 tahun) dan Umza(18 tahun). Ketiga narasumber ini seringkali menonton film ini ketika mereka duduk dibangku sekolah dasar atau SD. Dimulai dari Kia, yang dimana ia merupakan Mahasiswa UAJY jurusan Teknik Sipil angkatan 2022. Kia merupakan anak yang cukup menyukai film kartun fiksi dan ia sangat menaruh simpati terhadap film ini. Ia berkata “Meskipun ini film lama atau klasik, menurut saya film ini sangat-sangat membantu saya untuk menjadi seseorang yang pantang mundur kala itu dan hingga saat ini pun saya tetap merasakan efek dari film Dumbo (1941)”.

“Itulah alasan mengapa film ini cukup tertanam dalam memori saya pribadi”. Adapula komentarnya mengenai kontroversi dari film ini, yakni “Seiring berjalannya waktu, saya juga menyadari bahwa konsep film ini cukup gelap. Karena bagi saya pribadi, sirkus hewan itu metode penyiksaan yang cukup menjadi teror buat hewan-hewan itu sendiri. Akan tetapi, pada kala itu Disney berhasil menepis asumsi itu dengan “menghaluskan” setiap adegan yang dapat dikatakan cukup kasar dan yang kemudian dapat diterima oleh anak-anak kecil”.

Narasumber kedua yakni Urlan merupakan Mahasiswa UAJY jurusan Arsitektur angkatan 2022 cukup mengapresiasi film ini, akan tetapi ia memiliki latar belakang yang berbeda dengan narasumber sebelumnya. Ia pernah terlibat dalam kegiatan anti miras ketika ia masih dibangku Sekolah Menengah Atas atau SMA. Urlan berpendapat bahwa “Ini merupakan film klasik Disney yang berhasil membuat saya tidur nyenyak ketika saya berumur 7 tahun.

Film ini seolah-olah mendoktrin saya untuk tetap tersenyum di dalam situasi apapun yang dimana secara tidak langsung saya diajarkan untuk tetap semangat meskipun tekanan terus saya dapatkan”. Ia juga memiliki sebuah pandangan yang cukup kritis mengenai film ini, yakni “Saya kembali menonton film ini di tahun 2018 dan saya menyadari ada beberapa adegan yang seharusnya tidak ditayangkan salah satunya yakni adegan ketika Dumbo mabuk. Kala itu, dengan polosnya saya mengganggap bahwa ini merupakan langkah yang seharusnya dilakukan oleh Dumbo. Akan tetapi dengan segala pemahaman yang saya punya, saya baru sadar bahwa hal tersebut sangatlah buruk. Dan sejak saat itu, minat saya terhadap film ini berkurang sehingga saya lebih memilih film live actionnya yakni Dumbo (2019) karena dalam film tersebut, adegan itu sudah dihilangkan”.

Narasumber ketiga atau terakhir yakni Umza yang merupakan Mahasiswa UAJY jurusan Teknik Sipil angkatan 2022. Umza memiliki latar belakang yang jauh berbeda dengan kedua narasumber sebelumnya yakni sebenarnya ia cenderung ke film dengan genre Horor. Akan tetapi ketika ia masih kecil, ia pernah menonton film ini dan inilah responnya “Saya memang menyukai film kartun pada kala itu, tapi untuk film Dumbo (1941) saya rasa film ini cukup membosankan. Karena saya merasa bahwa alur cerita yang disajikan sangat monoton sehingga saya tidak bisa menikmati film ini. Berbeda dengan film selanjutnya yakni Bambi (1942) yang dimana alur ceritanya dapat saya mengerti kala itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun