HIMpersada20: 13-19 Februari 2022 (Perkenalan HIMpersadaNFTs Bagian 2)

Rarity vs utility ( vs popularity ? )

Ketika rangkaian foto Ghozali Everyday menembus nilai penjualan yang begitu fantastis dalam waktu cepat dan ditambah banyak media papan atas turut meriuhkannya tentang betapa "mudahnya" untuk bergabung ke Opensea, sebagian warga +62 ini pun mulai latah menjajal NFT-verse ini dengan cara yang bisa dibilang unik ( bila tidak mau dianggap norak ). Maka bertebaranlah berbagai potret selfie, meme, gambar masakan ala jualan menu di situs ojol, gambar produk pasar seperti di marketplace, sampai data KTP pribadi segala yang diunggah ke situs tersebut. Entah minim edukasi, kurang literasi atau sekedar pamer, eh mentang-mentang bisa ditentukan sendiri, lha ndalah harga awal yang dipasang pun nggak kira-kira mahalnya.

Bila mulanya Ghozali menggarap NFT-nya tanpa pretensi bisa laku keras, tak lama berselang muncul proyek Karafuru yang sepertinya memang diniatkan untuk serius jualannya yang menggebrak rekor NFT dengan nilai jual per satu NFT yang bisa setara harga unit mobil. Dan demam NFT ini nggak hanya sedang digandrungi para kreator digital maupun selebritis, namun juga menyentuh kalangan pejabat. Ada kisah pak Ridwan Kamil sampai pak Bambang Soesatyo yang juga sukses melego karya lukisan maupun videonya dengan kisaran harga yang tak kalah mengejutkan. 

Murah mahalnya sebuah NFT itu menjadi relatif yach, karena kombinasi faktor yang sudah tersebut diatas : kelangkaan dan/atau kegunaan. Plus ada unsur populer juga sih, salahsatunya menerapkan strategi "menggoreng" NFT-nya biar dilirik calon konsumen dulu. Mirip2 trading saham jadinya, nach yang ini berbentuk komoditas virtual.

Karena trend token ini tergolong produk baru bagi penulis, tentunya perlu belajar banyak dari mereka yang sudah bergelut dengan jagat NFT ini. Mulai dari bergabung ke salahsatu forum Facebook sampai tutorial dari Youtuber tentang tips dan trik bagi pemula. Komunitas yang ada tersebut selain ajang sharing, juga buat media promosi, entah itu show-off karena sudah laris ( supaya ada pembeli lain juga tertarik ikutan beli ) maupun curhatan karena belum ada satu pun karya unggahannya yang terjual. Buat yang tidak jago desain dengan aplikasi komputer untuk membuat pixelart maupun karakter game, masih ada potensi cuan kok lewat peran sebagai kolektor / investor NFT. 

Btw, sebagai ajang uji coba, akhir pekan lalu penulis sudah mulai penjualan perdana ( fase 1 ) sejumlah 18 items untuk koleksi chart tahun 2015. Untuk katalog tahun 2016 hingga yang terbaru masih on progress. Penulis sih easy going saja : kalau ada yang beli yach disyukuri berarti karya unik tersebut dianggap punya nilai jual, sedangkan bila tidak laku pun saya anggap sebagai salahsatu sumbangsih aset catatan informasi bagi khalayak pecinta musik Indonesia.

Berikut ini progress NFT yang direncanakan siap unggah setelah koleksi hingga tahun 2016 ( lihat daftarnya di edisi lalu ) sudah terdistribusi dengan baik. Untuk periode tahun 2017 -- 2018, berikut daftar lagu yang berhasil menjadi juara HIMpersada di pekan keduanya :

HIMpersada_071 :  1 -- 7 Januari 2017 ( Salamku untuk kekasihmu yang baru, RAN ft. Kahitna )

 

HIMpersada_073 :  15 -- 21 Januari 2017 ( Senyuman dan harapan, Gamal Audrey Cantika X The Overtunes )