Malang, 19 April 2025- Musyawarah menjadi salah satu metode pengambilan keputusan yang sudah menjadi bagian dari budaya Indonesia, termasuk lingkungan kampus Universitas Negeri Malang. Namun ternyata masih sering mengalami berbagai tantangan dalam penerapannya di lingkungan kampus Universitas Negeri Malang.
Menurut Rifa'i (2015), musyawarah berasal dari kata dalam bahasa Arab yaitu syura, lalu diserap ke dalam bahasa Indonesia. Syura berarti berembuk dan berunding. Dalam praktiknya, musyawarah digunakan dalam berbagai kegiatan kampus, seperti organisasi mahasiswa, forum diskusi, dan kelompok belajar. Namun dari hasil wawancara terhadap salah satu mahasiswa Universitas Negeri Malang menunjukkan adanya perbedaan mencolok antara konsep musyawarah dalam teori dan penerapannya di lapangan.
"Teori musyawarah mengajarkan tentang pengambilan keputusan Bersama secara demokratis. Namun, kenyataannya, banyak mahasiswa yang merasa suaranya tidak didengar" jelas mahasiswa tersebut.
Dalam penelitian yang dilaksanakan di kampus Universitas Negeri Malang pada 19 April 2025, ditemukan bahwa salah satu kendala utama dalam praktik musyawarah adalah dominasi peserta tertentu. Mahasiswa yang lebih percaya diri atau cenderung memiliki posisi penting seringkali mendominasi diskusi, sementara mahasiswa yang lain cenderung pasif.
Selain itu, kurangnya keterlibatan aktif mahasiswa dan minimnya pemahaman tentang prinsip musyawarah menjadi faktor penghambat lain. "banyak mahasiswa yang enggan menyampaikan pendapat karena merasa pendapatnya tidak akan dihargai atau takut mendapat kritik" tambah mahasiswa tersebut dalam wawancara.
Dalam penelitian ini juga mengungkapkan bahwa dalam pemilihan ketua organisasi mahasiswa, yang seharusnya menjadi proses demokratis, sering terjadi tekanan psikologis dari senior atau peserta yang lebih berpengaruh. Hal ini menyebabkan proses musyawarah lebih terasa sebagai formalitas.
Salah satu mahasiswa Universitas Negeri Malang menyarankan agar mahasiswa diberi pemahaman lebih mendalam tentang etika dan prinsip musyawarah. "Moderator atau pemimpin diskusi memiliki peran penting untuk memastikan setiap peserta memiliki kesempatan yang sama untuk berbicara." Tegasnya.
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang konsep musyawarah, diharapkan mahasiswa Universitas Negeri Malang dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kemampuan komunikasi yang lebih baik dalam berbagai forum diskusi kampus.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI