Mohon tunggu...
Hilyat Sri M. Saadah
Hilyat Sri M. Saadah Mohon Tunggu... Lainnya - Hilyat, an ordinary house wife n mother for six children. Love to travelling n reading many kind of books especially history n islamic studies.

Ibu Rumah Tangga, Suka membaca, http://berandarumah-ku.blogspot.com http://ummuaysyahumairo.wordpress.com.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Gila-gilaan bersama Piala Dunia

13 Juni 2010   16:47 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:34 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Ajang Piala Dunia sepak bola memang sudah menyihir penduduk bumi untuk menjadi aneh dan gila (tidak rasional). Begitulah kira-kira yang saya dapat dari Media Umat, tabloid dua mingguan edisi 37, 17 Juni 2010. Saking tersihirnya dengan bola, para penggila bola ini sampai menjadikan para pemain bola favorit mereka sebagai tuhannya. Di Argentina, pemuja Diego Armando Maradona mendirikan Gereja Maradona atau Iglesia Maradoniana. Maradona dianggap sebagai tuhan mereka. Konon pengikut 'agama' Maradona mencapai 15 ribu orang di seluruh dunia. Agama yang didirikan 30 Oktober 1988 ini menjadikan buku biografi Maradona sebagai kitab suci dan '10 perintah Tuhan' dalam gaya mereka. Salah satu ajarannya adalah mencantumkan nama Diego kepada anak-anak mereka. Luar biasa!! Aliran Iglesia Maradoniana ini mengenal penanggalan sendiri yang dimulai dari tahun 1960, tahun kelahiran Maradona. Sehingga ada istilah Before Diego (BP) dan After Diego (AD). Tahun 2010 berarti sama dengan 50 AD. Tidak hanya itu, nomor punggung 10 Maradona, Diego 10's juga diutak atik dengan tulisan D10S, dios, yang dalam bahasa spanyol artinya Tuhan. Sihir bola yang lain, pemain belakang Argentina Lionel Messi disamakan dengan Jesus karena berjasa mengantarkan Barcelona mengalahkan Argentina. Yang menyedihkan tentu sikap pengusaha-pengusaha Arab juga anak dan keluarga kerajaan Arab Saudi. Mereka berlomba-lomba membeli klub sepak bola dan rela menghamburkan trilyunan rupiah untuk itu. Manchester City dibeli Syeikh Mansour seharga Rp 2.8 trilyun. Portsmouth diakuisi Sulaiman Al Fahim senilai Rp 986,7 milyar. Pangeran Faisal bin Fahd bin Abdullah berniat membeli Liverpool senilai Rp 5,15 trilyun. Sangat ironis mengingat di kawasan Arab masih banyak warga yang hidup dalam penderitaan. Arab Saudi sedang gila bola. Sejak Arab Saudi berhasil lolos ke putaran final Piala Dunia 1988 bola jadi perhatian yang luar biasa di sana. Lucunya, dalam pertandingan bola yang ditayangkan oleh stasiun televisi Arab, presenternya sampai menyebut takbir ketika pemain bola meski non muslim seperti Ronaldinho atau David Beckham membuat gol. Pemilik klub di Arab juga royal mengeluarkan uangnya untuk mendatangkan pemain bintang yang sebenarnya sudah uzur dan tidak dipakai lagi di eropa. Mereka digaji sampai 10 kali lipat dibandingkan saat main di klub Eropa. Ah gila aja mengeluarkan uangnya untuk itu. Piala Dunia juga satu paket dengan ajang judi, mabuk dan pelacuran. Tidak percaya? Kenyataannya pemerintah Afrika Selatan juga menyediakan 1 juta kondom yang dana pembeliannya dibantu oleh Inggris. Ini untuk antisipasi peningkatan jumlah pengidap HIV/AIDS apalagi diperkirakan ada 40 ribuan pelacur turut memeriahkan pesta Piala Dunia ini. Pemerintah sana tak mungkin bisa mencegah pesta mabuk dan esek-esek tersebut dengan misalnya menangkapi para pelacur. Piala Dunia yang digelar satu bulan ini juga disadari atau tidak mempengaruhi pola hidup penduduk dunia. Paling tidak pola menonton televisi, pola tidur - begadang, pola belanja dan pola perbincangan akan berubah demi si bola bundar ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun