Mohon tunggu...
Hilman Idrus
Hilman Idrus Mohon Tunggu... Administrasi - Fotografer

√ Penikmat Kopi √ Suka Travelling √ 📷

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ganjar Pranowo Dilirik Nasdem, PDIP Bingung

19 Juni 2022   10:48 Diperbarui: 19 Juni 2022   11:04 455
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Foto: Populis.id

Langkah partai Nasional Demokrat (NasDem), menyiapkan calon presiden sejak dini menggegerkan semua partai politik di tanah air. Padahal, berdasarkan jadwal KPU RI, pemilihan umum presiden Indonesia masih cukup jauh, yakni berlangsung pada 14 februari 2024. Lantas mengapa partai NasDem begitu cepat memilih figur capres? Menurut penulis, ini merupakan langkah cerdas seorang Surya Paloh. 

Sebab, mantan Ketua Dewan Penasehat Partai Golkar periode 2004-2009 itu, memiliki pengalaman yang matang dan insting politik cukup tajam, serta kemampuan memformulasikan arah politiknya juga cantik. 

Surya Paloh cukup paham, partai NasDem tidak memenuhi syarat presidential threshold sehingga membutuhkan mitra koalisi untuk mengusung calon presiden. Dan, NasDem harus tampil sebagai aktor koalisi untuk menggaet partai lain.

Tentu ia sangat jeli, belakangan ini sejumlah nama yang kerap merajai hasil survei yang dilakukan sejumlah lembaga riset dan opini publik, dinilai sebagai figur potensial yang bakal memenangkan kontestasi pilpres 2024 mendatang. Untuk itu, pada saat Rakernas partai NasDem yang berlangsung di Balai Sidang Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Rabu (15/6) malam lalu, ia meminta kepada para pimpinan DPW partai NasDem untuk menyampaikan sejumlah nama untuk disaring, dan diputuskan sebagai calon presiden dari partai NasDem, dan membidik partai-partai tertentu sebagai mitra koalisi.

Langkah politik Surya Paloh menurut penulis dapat dimaknai sebagai ikhtiar terhadap masa depan partai, seperti yang ia lakukan pada pemilu 2014 dan 2019. 

Saat itu, ia membaca sosok Joko Widodo berpeluang menjadi presiden, karena memiliki elektabilitas cukup tinggi. Sehingga, NasDem menghitung dengan cermat langkah-langkah politiknya, dan memutuskan berkoalisi dengan PDIP, PKB, Hanura dan PKPI untuk mengusung Jokowi-JK dan menghadirkan energi positif bagi partai NasDem. 

Betapa tidak, kala itu, NasDem sebagai partai baru meraup suara yang cukup signifikan yakni 8.402.812 suara (6,72 persen), dan bersaing ketat dengan partai lama seperti PKS yang hanya mengantongi 8.480.204 suara (6,79 persen), perolehan suara NasDem bahkan mengalahkan partai PPP (6,53 persen), Partai Bulan Bintang (1,46 persen), dan juga partai Hanura (5,26 persen).

Hasil positif yang dicapai partai NasDem pada 2014 silam dapat dinilai buah dari politik efek ekor jas/coat-tail effect). Sebab, sosok Jokowi dan Jusuf Kalla mengahadirkan aura positif untuk NasDem, lantaran pendukung partai Golkar yang tidak bersimpati pada pasangan Prabowo Subianto -- Hatta Rajasa, pasti memberi dukungan politik pada partai NasDem, sebab Surya Paloh paham, dia dan Jusuf Kallah merupakan tokoh flamboyan partai Golkar, menjadi sorotan karena memiliki kiprah, peran, dan kontribusi politik yang kuat pada level nasional, praktis gestur politik kaders dan relawan non partisan, lebih memilih Jokowi-JK, daripada pasangan Prabowo-Hatta, yang bukan sebagai kader Golkar. 

Pembacaan Surya Paloh tepat, pemilihan legislatif digelar lebih dulu, tepatnya 9 april 2014, partai NasDem meraup suara cukup signifikan, kemudian Pilpres berlangsung pada 9 juli 2014, Jokowi-JK lah sebagai pemenangnya. Hal yang sama pun dialami partai NasDem pada pemilu serentak 2019 lalu, NasDem memutuskan tetap bersama Jokowi dan mendapat keuntungan secara politik, yakni perolehan suara partai mengalami peningkatan secara signifikan yaitu 12.661.792 suara atau 9,05 persen. Dan juga mendapat jatah menteri dari Jokowi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun