Mohon tunggu...
Hilda Apriliani Kusuma W
Hilda Apriliani Kusuma W Mohon Tunggu... Lainnya - pelajar

hai

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Selimut

6 Mei 2024   10:37 Diperbarui: 6 Mei 2024   10:39 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kesedihan yang selalu menyelimuti diriku, setiap malam aku menangis, rasanya tidak ada hari tanpa tangisan, aku hanya ingin merasakan bahagia, aku lelah melihat orang tuaku bertengkar setiap pagi, dijauhi oleh teman-teman di kelas, disaat jam istirahat berlangsung, aku duduk di gazebo yang berada di sebelah lapangan, disana aku hanya memakan bekalku sendirian, tiba-tiba ada 3 anak yang menghampiriku "Boleh gabung tidak?" ucap dirinya. Disana aku hanya menganggukkan kepala, 3 anak itu pun duduk didekatku.

Saat bekalku sudah habis, tiba tiba 3 anak itu mengajakku untuk mengobrol "Kalau boleh tau, kenapa kamu sendirian di sini?" ucapnya. Disana aku gugup, aku takut untuk berbicara "Ummmmm, aku tidak memiliki satupun teman  di sekolah ini" ucapku. Mereka hanya diam lalu menepuk pundakku "Tidak apa-apa, kamu bisa berteman dengan kami bertiga" ucapnya dengan senyum yang girang. Aku tersenyum sangat lebar, suasana hatiku sangat senang, akhirnya ada yang mau berteman dengan diriku.

Tetapi kedua orang tua ku belum akur, mereka masih saja bertengkar setiap pagi, bel pulang pun berbunyi, aku bergegas untuk pulang, hari ini aku mau membujuk kedua orang tua ku untuk berbaikan kembali  seperti dulu, sampailah aku didepan pintu rumah, aku membuka pintu, lalu aku menghampiri ibu dan ayahku, ku antar mereka ke ruang tamu "Ibu  dan ayah, aku hanya ingin menyampaikan bahwa aku sangat lelah mendengar ibu dan ayah bertengkar" ucapku. Ibu memasang muka menyesali perbuatannya begitupun ayah.

Ayah dan ibu saling memaafkan saat itu, aku sangat senang, akhirnya hidupku yang penuh kesedihan sekarang sangatlah cerah seperti langit di pagi hari.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun