Mohon tunggu...
Hilda Soedjito
Hilda Soedjito Mohon Tunggu... Psychologist, Hand-writting Analyst

Psychology enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Diary

Menanti Bahasa Roh, Menumbuhkan Buah Roh

3 Oktober 2025   11:50 Diperbarui: 3 Oktober 2025   11:50 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pantai Seseh, Bali(Sumber: Galeri Pribadi/Hilda Soedjito))

Jawaban atas pertanyaan tersebut juga dijawab pada saat diskusi yang terjadi pada pertemuan keempat kelas kami (02 October 2025). Kerinduan berbahasa roh itu baik dan tidak salah.

Tapi, dibandingkan fokus pada karunia berbahasa roh, kita - terutama saya - lebih baik fokus terlebih dahulu kepada buah-buah roh. Apakah sudah menjadi cerminan umat Kristiani yang baik? Sudahkan menjalani kehidupan selayaknya umat Kristen? 

Sudahkah berdampak lewat buah-buah roh? Atau hingga sekarang masih hidup dalam kedagingan? Atau bahkan menjadi batu sandungan?

Intinya, dibandingkan saya mengejar berbahasa roh, lebih baik saya mengejar untuk berbuah roh sebanyak-banyaknya. Karena seperti yang sudah dipaparkan tadi, bahasa roh merupakan karunia, kalau Roh Kudus memang mau kasih, ya pasti diberikan.

Tapi kalau Roh Kudus memberikan karunia lain, ya tidak masalah juga kan? Karena kembali lagi, apa yang saya miliki seluruhnya, merupakan kepunyaan Tuhan. Tuhan mau tambahkan atau ambil, itu menjadi kehendak-Nya. 

Hal yang paling penting adalah saya harus menjadi pelaku Firman, sehingga nama Tuhan bisa semakin dipermuliakan.

Pertemuan ketiga dan keempat dalam kelas Formasi Spiritual Pentakosta benar-benar membantu saya dalam melakukan instrospeksi diri lebih dalam lagi. Kelas ini bukan hanya memberikan materi, tapi juga memberkati saya dalam kehidupan sehari-hari.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun