halo, aku akan berbagi pengalamanku selama KKN. Sewaktu KKN aku memiliki program kerja untuk membantu sekolah-sekolah yang letaknya dekat dengan posko. Hal ini disebabkan karena aku kuliah di jurusan pendidikan, dan tentu saja program kerja harus ada berbau "pendidikan".Â
Hanya satu sekolah saja yang welcome dengan teman-teman KKN yaitu sekolah TK. Setelah itu, kami segera menyusun jadwal mengajar. Bukan mengajar sih, lebih tepatnya membantu guru dalam mengajar.Â
Aku kebagian hari rabu dan membantu di kelas TK B. Ku kira kan mudah ya membantu mengajar di TK, ternyata tidak. Ada beberapa anak yang mendekat seakan cari perhatian, ada anak yang nangis, ada yang ngompol, ada yang membuat kegaduhan dengan mengganggu temannya.Â
Sebelum pulang, anak-anak diwajibkan untuk membaca dan menulis, harus bisa. Aku juga membantu guru dalam menyimak siswa yang membaca.Â
Ketika siswa sudah lancar membaca, aku ikutan senang dan memberikan semangat untuk terus meningkatkan membacanya. Akan tetapi, ketika siswa yang belum lancar membaca dan takut untuk mengeluarkan suaranya, wah itu kesabaran diuji.Â
" ayo, suaranya dikeraskan. Ini apa ya bacanya?", ujarku
Siswa itu hanya diam saja, lalu ku ajarkan dengan penuh kesabaran, hingga dia bisa.Â
Setelah ku amati, ternyata anak TK ada tingkatan membacanya. Mulai dari jilid 1 hingga 5. Untuk yang sudah lancar yaitu jilid 5, kalau belum lancar biasanya jilid 3.Â
Membaca di TK tidak boleh di eja, sehingga harus digandeng. Misal baca, berarti langsung ba - ca, gak boleh b a ba - c a ca. Hal ini disebabkan karena agar anak terbiasa untuk bisa membaca dengan benar, kalo di eja bikin kebiasaan.Â
Lalu si guru TK menghampiriku "memang susah mbak mengajarkan anak TK untuk membaca. Tetapi gimana ya, ini tuntutan pendidikan. Kalo nggak bisa membaca, kasihan guru SD dan tentu akan menyalahkan guru TK nya. Lagi pula kemampuan anak untuk membaca itu berbeda-beda, nggak bisa kan untuk disamakan", ujarnya.Â
" iya loh bu, kasihan juga kalau nggak bisa membaca, dia akan malu kalau ditertawakan oleh siswa yang lain dan hampir nangis loh tadi, padahal saya ngajarinnya pelan-pelan nggak saya bentak", ujarku
Perkataanku benar loh, karena aku melihat sendiri anak-anak sering ditertawakan oleh temannya karena dia masih membaca dengan jilid yang rendah dan sulit banget untuk membaca. Selain itu, anak akan murung ketika pulang sekolah, seakan tertekan dan nggak happy pulang sekolah.
Lagi pula, teman sekolah anak juga teman sepermainan karena anak TK tentu rumahnya nggak jauh dari sekolahnya. Sudah ditertawakan di sekolah, akan dibahas juga saat bermain.Â
"lihat si bima, tadi loh waktu sekolah dia nangis, nggak bisa membaca", ujar si dona
" hahaha si bima, sudah mau SD belum bisa baca, gak usah diajak main yuk", ujar si bimbimÂ
Oleh karena itu, sebagai orang tua tentu harus mengajarkan anak membaca sejak dini, setiap hari harus sabar untuk mengingatkan anak terus berusaha membaca. Karena membaca itu penting untuk kehidupannya kelak, tanpa membaca seperti orang bodoh.Â