Mohon tunggu...
Hilda Ayu Putri Nadifa
Hilda Ayu Putri Nadifa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hai, aku seorang mahasiswi yang gabut. Suka menulis, kalau menyukaimu tentu tidak mungkin

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Loh Sekolah Tidak Ada PR? Lalu Kewajiban Siswa Apa Dong di Rumah?

5 Januari 2023   13:33 Diperbarui: 5 Januari 2023   13:43 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Halo, gimana nih pendapat kalian jika PR atau pekerjaan rumah di hapuskan? Setuju atau tidak setuju?

Untuk para murid-murid sih senang tentunya. Karena sudah tidak ada beban di rumah dan bisa main sepuasnya. Tapi itu berlaku untuk murid yang malas mengerjakan PR. Untuk murid yang rajin dan selalu senang bila ada PR terkadang malah sedih. 

Sedih karena bingung mau ngapain di rumah. Tenang, kalian nggak usah sedih bila tidak ada PR. Kalian tetap bisa produktif di rumah atau saat hari libur. Kalian bisa nih membuat catatan yang lucu dan menarik sehingga memudahkan kalian untuk belajar. Kalian juga bisa mempelajari ulang materi-materi yang telah disampaikan oleh guru. 

Tetap ya kewajiban siswa adalah belajar karena kalian adalah pelajar. Belajar tidak harus ketika ada PR saja. Akan tetapi, semua hal yang ada di kehidupan dan belum pernah kalian lakukan itu sama hal nya dengan belajar. 

Kenapa sih PR tiadakan? Hal ini dikarenakan guru tidak mau membebani siswa saat mereka berada di rumah. Loh kenapa dulu ada PR? Karena dulu masih kurikulum 2013, siswa dituntut untuk aktif. Nah keaktifan siswa dilihat dari pekerjaan rumah atau tugas. Tidak mungkin dong guru menilai keaktifan siswa satu persatu. 

Sekarang pendidikan menggunakan kurikulum merdeka. Yang mana siswa tidak boleh tertekan dalam belajar dan merasa senang bila belajar. Nah kesenangan siswa saat belajar, tentu dengan meniadakan PR. 

Padahal nih guru menyuruh siswa mengerjakan PR sebagai tambahan nilai sehingga nilai di atas KKM. Nah kalau PR ditiadakan, lalu bagaimana ya bila nilai siswa kurang? 

PR yang berikan tentu tidak akan menyulitkan siswa, karena guru mengerti standar kemampuan siswa. Guru juga mengerti jika pulang sekolah itu capek, berangkat pagi pulang siang. Maka dari itu, guru memberikan PR yang ringan-ringan saja. 

Namun, namanya juga siswa, sehingga mereka menyepelekan tugas dan merasa jika PR bisa dikerjakan di sekolah sehingga PR menumpuk, membuatnya menjadi stress dan sakit. Sehingga orang tua menyalahkan guru yang senang memberikan PR kepada anaknya. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun