Saat ini, segalanya sudah serba digital. Tugas akuntansi yang dulunya rumit dengan buku besar dan kalkulator, kini sudah ada teknologi yang memudahkan mahasiswa/i untuk mengerjakan tugas laporan keuangan dengan menggunakan Excel. Bahkan, beberapa perguruan tinggi sudah mulai mengenalkan analisis laporan keuangan berbasis komputer untuk memudahkan proses pembelajaran.
Lalu muncul pertanyaan: "Kalau semuanya serba otomatis, kenapa masih perlu belajar teori akuntansi?"
Teori Akuntansi Penting, Supaya Tidak Buta Laporan. Maksudnya akuntansi bukan sekadar kegiatan mencatat transaksi atau menumpuk angka di buku besar. Lebih dari itu, akuntansi merupakan sistem informasi yang menyajikan gambaran menyeluruh tentang kondisi keuangan suatu perusahaan. Di sinilah teori akuntansi berperan sebagai otak di balik setiap angka dan laporan yang memberikan logika, arah, dan alasan di balik setiap pencatatan. Dengan memahami teori ini, kita mahasiswa/i bisa mengerti mengapa transaksi dicatat dengan cara tertentu, bagaimana laporan keuangan disusun secara sistematis, dan apa tujuan serta makna dari setiap informasi yang tersaji. Singkatnya, teori akuntansi adalah fondasi yang membuat kita mampu membaca dan menafsirkan laporan keuangan dengan cerdas, bukan sekadar menatap angka tanpa arti.
Belajar teori akuntansi itu penting karena beberapa alasan. Pertama, teori memastikan praktik akuntansi yang dilakukan sesuai dengan prinsip dan logika; dengan memahami teori, setiap langkah pencatatan dan penyusunan laporan tidak sekadar asal-asalan, melainkan memiliki dasar yang jelas dan terstruktur. Kedua, teori akuntansi membantu membedakan akuntansi sebagai sains dengan teknologi atau aplikasi digital; konsep dan prinsip yang diajarkan teori menjadi landasan, sementara software atau Excel hanyalah alat untuk mempermudah pekerjaan. Ketiga, pemahaman teori memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih tepat, karena analisis laporan keuangan dilakukan secara logis, bukan hanya mengikuti angka yang muncul di aplikasi, sehingga keputusan yang diambil menjadi lebih matang dan berdasar.Â
Digitalisasi dan teori akuntansi harus berjalan beriringan. Di perkuliahan, mahasiswa/i mempelajari berbagai sudut pandang teori akuntansi, yaitu normatif, yang menjelaskan bagaimana akuntansi seharusnya dijalankan secara ideal, dan positif, yang menggambarkan bagaimana akuntansi diterapkan dalam praktik nyata. Meskipun aplikasi akuntansi sangat mempermudah proses pencatatan dan penyusunan laporan, teori normatif tetap memiliki peran penting. Tanpa pemahaman teori, laporan yang dihasilkan secara otomatis dapat saja salah arah, meskipun tampilannya terlihat rapi di layar.
Teori akuntansi dibagi menjadi tiga level, yaitu semantik, sintaktik, dan pragmatik. Semantik menekankan pada pemahaman makna laporan keuangan, sintaktik berkaitan dengan aturan dan susunan laporan, sedangkan pragmatik fokus pada bagaimana laporan tersebut digunakan untuk pengambilan keputusan. Meskipun aplikasi akuntansi dapat menangani bagian sintaktik secara otomatis, pemahaman makna dan penggunaan laporan tetap membutuhkan analisis serta penalaran manusia.Â
Akuntansi menggunakan penalaran baik deduktif maupun induktif, di mana deduktif berarti penerapan konsep ke pelaksanaan, sedangkan induktif berarti penarikan konsep dari pelaksanaan yang ada. Selain itu, pengujian konsep menjadi hal penting agar laporan keuangan tetap akurat dan logis meskipun dibuat dengan bantuan aplikasi otomatis. Tanpa dasar konsep, laporan digital mungkin terlihat rapi, tetapi maknanya bisa menyesatkan.Â
Meskipun aplikasi akuntansi mempermudah pekerjaan, konsep akuntansi tetap menjadi fondasi utama. Ibarat memahami persamaan dasar akuntansi sebelum menginput data ke Excel, aplikasi memang bisa membantu pencatatan, tetapi tanpa pemahaman dasar laporan keuangan, kita tetap bisa salah menafsirkan angka. Oleh karena itu, meskipun semua proses semakin digital, pemahaman konsep akuntansi tetap wajib dimiliki agar kita tidak sekadar menjadi operator aplikasi, tetapi juga mampu memahami logika dan makna di balik laporan keuangan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI