Indonesia, sebagai ekonomi terbesar di Asia Tenggara, menghadapi tantangan besar dalam menjaga stabilitas ekonomi di tengah ketidakpastian global, seperti krisis iklim, ketahanan pangan, dan perkembangan energi terbarukan. Dengan pengelolaan keuangan yang bijak dan kebijakan berbasis Pancasila, Indonesia dapat menciptakan transformasi ekonomi yang inklusif, tangguh, dan berkelanjutan untuk seluruh lapisan masyarakat.
Meskipun dunia menghadapi berbagai krisis, perekonomian Indonesia berhasil mencatatkan pertumbuhan stabil dengan kontribusi sektor rumah tangga dan manufaktur. Pertumbuhan ekonomi yang konsisten mencerminkan daya tahan struktural Indonesia dalam menghadapi tekanan eksternal. Kebijakan fiskal Indonesia difokuskan pada percepatan pertumbuhan inklusif melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia, ketahanan pangan, dan pengembangan energi terbarukan, dengan memanfaatkan skema pembiayaan inovatif seperti blended finance dan kemitraan publik-swasta (PPP).
Ketahanan pangan menjadi prioritas utama, dengan upaya mencapai kemandirian pangan melalui pengembangan sektor pertanian, diversifikasi agroindustri, dan infrastruktur pedesaan yang berkeadilan. Model ketahanan pangan negara seperti Singapura dan Tiongkok memberikan pelajaran penting bagi Indonesia untuk memperkuat sektor ini dengan menyesuaikan pendekatan lokal dan memaksimalkan potensi desa.
Indonesia berkomitmen untuk mencapai Net Zero Emission pada 2060, dengan kebijakan iklim yang progresif, pengurangan emisi karbon, dan dukungan pembiayaan global seperti Green Climate Fund. Peran serta masyarakat dan dunia usaha juga sangat penting dalam mendukung transformasi menuju pembangunan rendah karbon. Kolaborasi internasional, seperti kemitraan dengan Kenya dalam energi terbarukan dan ketahanan pangan, juga penting untuk menghadapi tantangan global dan memperkuat solidaritas Selatan-Selatan.
Teknologi hijau dan energi terbarukan menjadi pilar utama transisi ekonomi yang berkelanjutan. Indonesia memiliki potensi besar dalam mengembangkan energi surya, angin, dan geotermal, serta menerapkan teknologi pertanian ramah iklim seperti pertanian presisi untuk memperkuat ketahanan pangan dan memperbaiki tata kelola sumber daya alam secara berkelanjutan.
Dengan mengintegrasikan nilai Pancasila dalam kebijakan ekonomi dan memanfaatkan sumber daya alam, teknologi, serta kerja sama internasional, Indonesia dapat menciptakan masa depan yang lebih baik, adil, dan berkelanjutan, sambil berkontribusi aktif pada pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) global.
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
Nilai yang terkandung: Kejujuran, tanggung jawab moral, dan amanah dalam mengelola sumber daya keuangan negara.
Implementasi:
- Pemerintah Indonesia menerapkan kebijakan fiskal yang transparan dan akuntabel untuk mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
- APBN dirancang bukan hanya sebagai alat ekonomi, tapi juga sebagai wujud tanggung jawab terhadap amanah rakyat, dikelola untuk kesejahteraan umum.
Contoh:
Pemerintah memastikan laporan keuangan negara diaudit oleh BPK secara independen dan terbuka untuk publik melalui situs resmi.