Segelintir orang mungkin mempertanyakan kenapa memutuskan untuk rehat sejenak dari media sosial, di saat banyak orang seakan mendapat kebahagian dengan mengaksesnya?Â
Keputusan besar untuk rehat sejenak dari media sosial tentu bukanlah keputusan yang datang secara tiba-tiba. Hampir semua yang memilih utuk rehat pasti telah menimbang dan merasakan dampak dari rasa candu akan penggunaannya.Â
Belum lagi efek psikologis yang tanpa sadar sebenarnya menyerang setiap pengguna, karena segala yang tampak sungguh terlihat sempurna. Seakan berlomba untuk menonjolkan sisi kebahagiaan yang dikemas secara apik, menjadi keharusan untuk bisa tampil di sebuah feed dan mendapat banyak respon baik.  Â
Keputusan untuk rehat dari media sosial menjadi bukti bahwa segelintir orang tersebut mulai peduli dengan bagaimana mereka menjalankan hidup dan kemana saja waktu yang dihabiskan setiap harinya.Â
Kamu yang masih intens menggunakan media sosial, mencoba untuk lebih aware dengan penggunaannya sangat dianjurkan. Agar kehidupan yang kamu jalankan terasa lebih seimbang, cobalah untuk mulai disiplin dengan diri sendiri dengan melakukan hal simple berikut ini.
1. Jauhkan dirimu dari konten yang memberikan toxic
Begitu banyak konten yang tersebar bebas di media sosial membuat kamu harus lebih bijak dalam memilih. Tidak hanya lingkungan yang toxic, ada begitu banyak konten toxic di media sosial yang perlu kamu hindari.
Melepas circle dari konten toxic akan membuat tampilan explore kamu lebih sehat untuk diakses. Dengan begitu kamu tidak perlu membuang energi positif untuk memberikan komentar yang hanya akan menghilangkan energi positif di dalam tubuh.
2. Disiplin dalam mengatur waktu penggunaan
Scroll lagi dan lagi, swipe sekali, dua kali dan akhirnya keterusan sudah 1 jam ternyata, punya pengalaman seperti ini? Untuk itu, memulai untuk mengatur waktu penggunaan media sosial dan disiplin dalam menjalankan jadi tanggung jawab diri kamu sendiri.
Kamu yang bisa menentukan seberapa banyak waktu normal yang seharusnya kamu gunakan untuk mengakses media sosial. Setelah itu, buatlah itu sebagai guide kamu agar penggunaan media sosial tidak menjadi candu.Â